Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net TITIAN ILMU
Glitter Text Generator at TextSpace.net
Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net

Minggu, 27 November 2016

Burung Cendrawasih dan Populasinya

Burung Cendrawasih dan Populasinya


Burung-burung Cenderawasih merupakan anggota famili Paradisaeidae dari ordo Passeriformes. Mereka ditemukan di Indonesia timur, pulau-pulau selat Torres, Papua Nugini, dan Australia timur. Burung anggota keluarga ini dikenal karena bulu burung jantan pada banyak jenisnya, terutama bulu yang sangat memanjang dan rumit yang tumbuh dari paruh, sayap atau kepalanya. Ukuran burung Cenderawasih mulai dari Cenderawasih raja pada 50 gram dan 15 cm hingga Cenderawasih paruh-sabit Hitam pada 110 cm dan Cenderawasih manukod jambul-bergulung pada 430 gram.

Sepsimen
Burung Cenderawasih yang paling terkenal adalah anggota genus Paradisaea, termasuk spesies tipenya, Cenderawasih kuning-besarParadisaea apoda. Jenis ini dideskripsikan dari spesimen yang dibawa ke Eropa dari ekpedisi dagang. Spesimen ini disiapkan oleh pedagang pribumi dengan membuang sayap dan kakinya agar dapat dijadikan hiasan. Hal ini tidak diketahui oleh para penjelajah dan menimbulkan kepercayaan bahwa burung ini tidak pernah mendarat namun tetap berada di udara karena bulu-bulunya. Inilah asal mula nama bird of paradise ('burung surga' oleh orang Inggris) dan nama jenis apoda - yang berarti 'tak berkaki'.

Banyak jenis mempunyai ritual kawin yang rumit, dengan sistem kawin jenis-jenis Paradisaea adalah burung-burung jantan berkumpul untuk bersaing memperlihatkan keelokannya pada burung betina agar dapat kawin. Sementara jenis lain seperti jenis-jenis Cicinnurus dan Parotiamemiliki tari perkawinan yang beraturan. Burung jantan pada jenis yang dimorfik seksual bersifat poligami. Banyak burung hibrida yang dideskripsikan sebagai jenis baru, dan beberapa spesies diragukan kevalidannya.
Jumlah telurnya agak kurang pasti. Pada jenis besar, mungkin hampir selalu satu telur. Jenis kecil dapat menghasilkan sebanyak 2-3 telur (Mackay 1990).
Cukup beralasan apabila burung cenderawasih disebut-sebut sebagai bird of paradise. Bagaimana tidak, burung yang menjadi maskot Papua ini memang memiliki keindahan dengan warna bulu yang indah. Karena kemolekan warnanya, burung cenderawasih disebut sebagai burung dari surga atau bird of paradise. Bahkan, kabarnya karena keindahannya itu juga burung ini jarang turun ke tanah atau seringnya terbang di udara dan hinggap di dahan pohon.
Warna bulu cenderawasih yang mencolok biasanya merupakan kombinasi beberapa warna yang lain seperti hitam, cokelat, oranye, kuning, putih, biru, merah, hijau, dan ungu. Burung ini semakin molek dengan keberadaan bulu memanjang dan unik yang tumbuh dari paruh, sayap, atau kepalanya.
Burung cendrawasih yang berbulu indah ini biasanya adalah pejantan. Bulu indah tersebut menjadi modal cenderawasih jantan untuk menarik perhatian betina pada musim kawin. Selain memamerkan keindahan bulu mereka, cenderawasih jantan bahkan melakukan gerakan-gerakan atraktif serupa tarian yang dinamis dan indah untuk merebut perhatian betina. Tiap jenis cenderawasih memiliki jenis tarian dan atraksi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Cenderawasih betina cenderung berukuran lebih kecil dengan warna bulu yang tidak seindah dan sesemarak warna cenderawasih jantan.
Warna yang dimiliki burung surga ini bermacam-macam dan menjadi salah satu indikator pengelompokan jenis mereka. Burung cendrawasih dikelompokkan dalam  famili Paradisaeidae; terdiri dari 13 genus dan sekira 43 spesies (jenis). Habitat aslinya di hutan-hutan lebat yang umumnya terletak di daerah dataran rendah dan hanya dapat ditemukan di Indonesia bagian timur terutama pulau-pulau selat Torres, Papua Nugini, dan Australia timur.
Kabarnya, Indonesia adalah negara dengan jumlah spesies cendrawasih terbanyak. Diduga terdapat sekira 30 jenis cendrawasih di Indonesia, 28 jenis diantaranya dapat ditemukan di Papua. Burung cenderawasih mati kawat (Seleucidis melanoleuca) adalah jenis yang menjadi maskot atau identitas Provinsi Papua. Selain menjadi maskot Papua, masyarakat di Papua juga sering menggunakan bulu cenderawasih sebagai pelengkap atau hiasan dalam pakaian adat mereka.
Sebab keindahan bulunya, keberadaan burung cenderawasih ini kian lama kian terancam. Perburuan dan penangkapan liar untuk tujuan perdagangan serta kerusakan habitat hidup di alam bebas menjadi beberapa penyebab utama kian langkanya burung ini. Bahkan di akhir abad 19 dan awal abad 20, bulu cenderawasih marak diperdagangkan karena menjadi trend penghias topi wanita di Eropa. Tapi kini burung cantik yang eksotis ini dikategorikan sebagai jenis satwa yang dilindungi.
Di Indonesia sendiri, beberapa jenis cenderawasih diantaranya cendrawasih kuning kecil, cendrawasih botak, cendrawasih raja, cendrawasih merah, dan toowa telah masuk dalam daftar jenis satwa yang dilindungi berdasarkan UU No 5 Tahun 1990 dan PP No 7 Tahun 1999. Pemanfaatan bulu burung cenderawasih masih diperbolehkan hanya untuk kepentingan masyarakat lokal dalam menghiasi pakaian adat mereka. Itu pun tentu tidak secara berlebihan dan untungnya masyarakat Papua memiliki kearifan lokal dan adat untuk turut menjaga kelestarian burung ini.
Berikut adalah beberapa jenis dan karakteristik burung cenderawasih.
Lesser bird of paradise (Paradisaea minor)
Di antarasekian banyak jenis cenderawasih, mungkin burung ini yang paling dikenal kebanyakan orang. Burung ini memiliki warna merah kecoklatan dengan mahkota kuning dan punggung atas kuning kecoklatan. Burung jantan jenis ini memiliki tenggorokan berwarna hijau  zamrud tua, sepasang ekor yang panjang dan dihiasi dengan bulu hiasan sayap yang berwarna kuning dan putih. Habitat asli burung ini terdapat hampir di seluruh hutan bagian utara Papua Nugini dan juga pulau-pulau sekitar, seperti Pulau Misool dan Yapen.
Cenderawasih Merah atau Red bird of paradise (Paradisaea rubra)
Dinamakan cendrawasih merah sebab burung ini memiliki warna bulu dominan merah darah. Kombinasi warna lain tampak pada bagian muka; bulu muka warna gelap, memiliki semacam mahkota atau jambul berwarna hijau zamrud, paruh dan sedikit di bawah leher berwarna kuning terang. Pada bagian ekornya terdapat dua buah bulu memanjang serupa tali atau pita berbentuk pilin ganda berwarna hitam. Cenderawasih merah hanya terdapat di hutan dataran rendah, di antaranya di Pulau Waigeo dan Batanta, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.
Di Desa Sawinggrai yang terletak di Distrik Meos Mansar, cenderawasih merah merupakan ikon khas desa kecil ini. Di desa tersebut, Anda dapat menyaksikan langsung burung jenis ini di habitat asli melakukan atraksi menari pada jam-jam tertentu, yaitu pada pagi dan petang hari di musim kawin.
Lawes’s Parotia (Parotia Lawesii)
Sekilas postur burung jantan jenis ini mirip dengan perkutut, hanya saja ia berwarna hitam dengan kening putih dan mata berwarna biru gelap. Tengkuknya berwarna biru; sedikit di bagian dada atas (mulai dari bawah paruh) berwarna perpaduan hijau dan emas. Ciri khas yang mencolok dari jantan burung jenis ini adalah adanya tiga bulu memanjang yang tumbuh dari ujung tiap matanya (masing-masing 3 helai). Sementara itu, burung betinanya berwarna coklat dan mata berwarna kuning gelap.
King of Saxony bird of paradise (Pteridophora alberti)
King of Saxony bird of paradise adalah jenis burung pengicau yang terbilang kecil sebab memiliki panjang sekira 22 cm.  Burung jantan berwarna hitam dan kuning tua. Bulu mantel dan punggungnya tumbuh memanjang berbentuk serupa tudung berwarna hitam. Pada bagian mulai dari dada hingga ke perut berwarna putih kekuningan. Iris matanya berwarna coklat tua dan paruhnya berwarna hitam dengan bagian dalam mulut berwarna hijau laut. Yang membuatnya atraktif dan eksotis adalah adanya dua helai bulu kawat bersisik yang berwarna biru langit mengilap yang tumbuh mulai dari wajahnya. Panjangnya dapat mencapai 40 cm, seolah tak seimbang dengan tubuhnya yang kecil.
Sementara burung betinanya berwarna abu-abu kecoklatan dengan garis-garis dan bintik gelap. Burung betina tidak “mengenakan” mantel dan tidak memiliki bulu kawat yang memanjang. Burung betina berukuran lebih kecil ketimbang burung jantan.
Wilson’s bird of paradise (Cicinnurus respublica)
Jantan Wilson’s Bird of Paradise yang berukuran kecil sekira 21 cm ini berwarna perpaduan merah darah dan hitam. Ia “mengenakan”  jubah kecil berwarna kuning terang di bagian tengkuk. Pada bagian kepala, ia seolah memakai penutup kepala berwarna biru langit, sedikit lebih terang dibandingkan warna kakinya yang juga biru. Selain perpaduan warna yang menarik, keunikan burung ini adalah memiliki dua bulu ekor yang berwarna ungu dan bentuknya melengkung serupa sulur. Sedangkan pada burung betina memiliki warna kecoklatan dan bermahkota biru.
Selain burung cenderawasih di atas, masih banyak jenis lain dengan warna dan variasi bulunya bermacam-macam dan tak kalah cantik. Semoga burung dari surga ini tidak akan menjadi semacam dongeng untuk generasi penerus karena tindakan tidak bertanggung jawab manusia yang mengancam kelestariannya.

Spesies

Genus Cicinnurus
  • Cenderawasih belah-rotan, Cicinnurus magnificus
  • Cenderawasih botak, Cicinnurus respublica
  • Cenderawasih raja, Cicinnurus regius
Genus Semioptera
  • Bidadari halmahera Semioptera wallacii
Genus Seleucidis
  • Cenderawasih mati-kawat, Seleucidis melanoleuca
Genus Paradisaea
  • Cenderawasih kuning-kecil, Paradisaea minor
  • Cenderawasih kuning-besar, Paradisaea apoda
  • Cenderawasih raggiana, Paradisaea raggiana
  • Cenderawasih goldi, Paradisaea decora
  • Cenderawasih merah, Paradisaea rubra
  • Cenderawasih kaisar, Paradisaea guilielmi
  • Cenderawasih biru, Paradisaea rudolphi
Genus Lycocorax
  • Cenderawasih gagak, Lycocorax pyrrhopterus
Genus Astrapia
  • Astrapia arfak, Astrapia nigra
Genus Parotia
  • Parotia berlepschi, Parotia berlepschi
Genus Pteridophora
  • Cenderawasih panji, Pteridophora alberti
Genus Lophorina
  • Cenderawasih kerah, Lophorina superba
Genus Epimachus
  • Paruh-sabit kurikuri, Epimachus fastuosus


1. Cendrawasih Belah Rotan


Cenderawasih belah rotan (Cicinnurus magnificus) adalah burung dalam familia Paradisaeidae yang termasuk dalam burung pengicau.[2] IUCN mengkategorikan spesies ini sebagai risiko rendah.[3]
Cenderawasih belah rotan terbagi atas 3 subspesies:[2]
  • Cicinnurus magnificus magnificus - dapat ditemukan di Papua Barat dan Salawati
  • Cicinnurus magnificus chrysopterus - dapat ditemukan di Papua Barat dan Pulau Yapen
  • Cicinnurus magnificus hunsteini - dapat ditemukan di Papua Nugini bagian timur

Berkas:ZooBirdOfParadise.jpg
Titian Ilmu by Leekhien

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Animalia
Filum:Chordata
Kelas:Aves
Ordo:Passeriformes
Famili:Paradisaeidae
Genus:Cicinnurus
Spesies:C. magnificus
Nama binomial
Cicinnurus magnificus
(Pennant, 1781)
Sinonim
Diphyllodes magnificus

2. Cendrawasih Botak


Cendrawasih botak atau dalam nama ilmiahnya Cicinnurus respublica adalah sejenis burung pengicau berukuran kecil, dengan panjang sekitar 21 cm long, dari marga Cicinnurus. Burung jantan dewasa memiliki bulu berwarna merah dan hitam dengan tengkuk berwarna kuning, mulut hijau terang, kaki berwarna biru dan dua bulu ekor ungu melingkar. Kulit kepalanya berwarna biru muda terang dengan pola salib ganda hitam. Burung betina berwarna coklat dengan kulit kepala biru muda.
Berkas:Wilson's Bird of Paradise.jpg
Titian Ilmu by Leekhien
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Animalia
Filum:Chordata
Kelas:Aves
Ordo:Passeriformes
Famili:Paradisaeidae
Genus:Cicinnurus
Spesies:C. respublica
Nama binomial
Cicinnurus respublica
Bonaparte, 1850
Endemik Indonesia, Cendrawasih botak hanya ditemukan di hutan dataran rendah pada pulau Waigeo dan Batanta di kabupaten Raja Ampat, provinsi Papua Barat. Pakan burung Cendrawasih Botak terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga kecil.
Penamaan ilmiah spesies ini diberikan oleh keponakan Kaisar Napoleon Bonaparte yang bernama Charles Lucien Bonaparte dan sempat menimbulkan kontroversi. Bonaparte, seorang pengikut aliran republik, mendeskripsikan burung Cendrawasih Botak dari spesimen yang di beli oleh seorang ahli biologi Inggris bernama Edward Wilson beberapa bulan sebelum John Cassin, yang akan menamakan burung ini untuk menghormati Edward Wilson. Tigabelas tahun kemudian, ahli hewan Jerman yang bernama Heinrich Agathon Bernstein menemukan habitat Cendrawasih Botak di pulau Waigeo.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut, serta populasi dan daerah di mana burung ini ditemukan sangat terbatas, Cendrawasih Botak dievaluasikan sebagai berisiko hampir terancam di dalam IUCN Red List. Burung ini didaftarkan dalam CITESAppendix II.

3. Cendrawasih Raja


Cenderawasih raja (bahasa ilmiahCicinnurus regius) adalah burung Cenderawasih yang panjang tubuhnya sekitar 16 cm. Burung jantan berwarna merah tua terang dan putih dengan kaki berwarna biru terang dam memiliki bulu-bulu mirip kipas yang warna ujungnya hijau di pundaknya. Dua ekornya yang memanjang ujungnya berhiaskan uliran bulu hijau zamrud. Burung betina berwarna coklat dan bawahnya bergaris-garis.
Berkas:Cicinnurus regius-20031005.jpg
Titian Ilmu by Leekhien
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Animalia
Filum:Chordata
Kelas:Aves
Ordo:Passeriformes
Famili:Paradisaeidae
Genus:Cicinnurus
Spesies:C. regius
Nama binomial
Cicinnurus regius
(Linnaeus, 1758)
Cenderawasih raja tersebar di seluruh hutan dataran rendah di pulau Papua dan pulau-pulau terdekat. Dalam bahasa Inggris, burung ini disebut dengan "living gem" ("permata hidup") yang merupakan burung Cenderawasih paling kecil dan berwarna-warni. Makanan utamanya terdiri dari buah-buahan dan artropod.
Burung jantan akan membawakan tarian yang indah dengan mengayun-ayunkan ekornya, mengepak-ngepakkan bulu perut putihnya yang membuatnya mirip bola kapas dan bandul akrobatik.
Karena tersebar luas dan umum ditemukan di habitatnya, Cenderawasih raja dievaluasi beresiko rendah di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix II.

4. Bidadari Halmahera


Burung Bidadari halmahera, Semioptera wallacii adalah jenis cendrawasih berukuran sedang, sekitar 28cm, berwarna cokelat-zaitun. Cendrawasih ini merupakan satu-satunya anggota genus Semioptera. Burung jantan bermahkota warna ungu dan ungu-pucat mengkilat dan warna pelindung dadanya hijau zamrud. Cirinya yang paling mencolok adalah dua pasang bulu putih yang panjang yang keluar menekuk dari sayapnya dan bulu itu dapat ditegakkan atau diturunkan sesuai keinginan burung ini. Burung betinanya yang kurang menarik berwarna cokelat zaitun dan berukuran lebih kecil serta punya ekor lebih panjang dibandingkan burung jantan.


Gambar terkait
Titian Ilmu by Leekhien

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Animalia
Filum:Chordata
Kelas:Aves
Ordo:Passeriformes
Famili:Paradisaeidae
Genus:Semioptera
Gray, 1859
Spesies:S. wallacii
Nama binomial
Semioptera wallacii
Gould, 1859

George Robert Gray dari Museum Inggris menamai jenis ini untuk menghormati Alfred Russel Wallace, seorang naturalis Inggris dan pengarang buku The Malay Archipelago, orang Eropa pertama yang menemukan burung ini pada tahun 1858.
Burung Bidadari halmahera adalah burung endemik kepulauan Maluku dan merupakan jenis burung cenderawasih sejati yang tersebar paling barat. Makanannya terdiri dari serangga, artropoda, dan buah-buahan.

Burung jantan bersifat poligami. Mereka berkumpul dan menampilkan tarian udara yang indah, meluncur dengan sayapnya dan mengembangkan bulu pelindung dadanya yang berwarna hijau mencolok sementara bulu putih panjangnya di punggungnya dikibar-kibarkan.

Karena umum ditemukan di rentang habitatnya yang terbatas, burung Bidadari Halmahera dievaluasi beresiko rendah di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix II.


5. Cendrawasih Mati-Kawat


Cenderawasih mati-kawat (nama ilmiahSeleucidis melanoleucus) adalah burung Cenderawasih berukuran sedang, dengan panjang sekitar 33cm, dari genus tunggal Seleucidis. Burung jantan dewasa mempunyai bulu berwarna hitam mengilap, pada bagian sisi perutnya dihiasi bulu-bulu berwarna kuning dan duabelas kawat berwarna hitam. Burung ini berparuh panjang lancip berwarna hitam dengan iris mata berwarna merah. Burung betina berwarna coklat, berukuran lebih kecil dari burung jantan dan tanpa dihiasi bulu-bulu berwarna kuning ataupun keduabelas kawat di sisi perutnya.
Berkas:BxZ Seleucidis melanoleuca 00a.jpg
Titian Ilmu by Leekhien
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Animalia
Filum:Chordata
Kelas:Aves
Ordo:Passeriformes
Famili:Paradisaeidae
Genus:Seleucidis
Lesson, 1835
Spesies:S. melanoleucus
Nama binomial
Seleucidis melanoleucus
Daudin, 1800

Cenderawasih mati-kawat ditemukan di hutan dataran rendah pada pulau Irian. Seperti kebanyakan spesies burung lainnya di suku Paradisaeidae, Cenderawasih Mati-kawat adalah poligami spesies. Burung jantan memikat pasangan dengan menggunakan keduabelas kawat pada ritual tariannya. Setelah kopulasi, burung jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain. Burung betina menetaskan dan mengasuh anak burung sendiri. Pakan burung Cenderawasih Mati-kawat terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga.
Spesies ini mempunyai daerah sebaran yang luas dan sering ditemukan di habitatnya. Cenderawasih Mati-kawat dievaluasikan sebagai Beresiko Rendah di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix II.

6. Cendrawasih Kuning-Kecil



Cenderawasih kuning-kecil (nama ilmiah: Paradisaea minor) adalah burung cendrawasih berukuran sedang dengan panjang sekitar 32 cm, dari genus Paradisae. Burung ini berwarna kuning dan coklat, berparuh abu-abu kebiruan dan mempunyai iris mata berwarna kuning. Burung jantan dewasa memiliki bulu di sekitar leher berwarna hijau zamrud mengkilap, pada bagian sisi perut terdapat bulu-bulu hiasan yang panjang berwarna dasar kuning dan putih pada bagian luarnya. Di ekornya terdapat dua buah tali ekor berwarna hitam. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, memiliki kepala berwarna coklat tua, dada berwarna putih dan tanpa dihiasi bulu-bulu hiasan.


Berkas:Lesser Bird of Paradise.jpg
Titian Ilmu by Leekhien


Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Animalia
Filum:Chordata
Kelas:Aves
Ordo:Passeriformes
Famili:Paradisaeidae
Genus:Paradisaea
Spesies:P. minor
Nama binomial
Paradisaea minor
Shaw, 1809


Populasi Cenderawasih kuning-kecil tersebar di hutan Irian Jaya dan Papua Nugini. Burung ini juga ditemukan di pulau Misool, provinsi Irian Jaya Barat dan di pulau Yapen, provinsi Papua.

Spesies ini mempunyai daerah sebaran yang luas dan sering ditemukan di habitatnya. Cenderawasih Kuning-kecil dievaluasikan sebagai Beresiko Rendah di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix II

Cenderawasih kuning-kecil adalah poligami spesies. Burung jantan memikat pasangan dengan ritual tarian yang memamerkan bulu-bulu hiasannya. Setelah kopulasi, burung jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain. Burung betina menetaskan dan mengasuh anak burung sendiri. Pakan burung Cenderawasih Kuning-kecil terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga.


7. Cendrawasih Kuning-Besar




Cenderawasih kuning-besar (nama ilmiahParadisaea apoda) adalah burung Cenderawasih berukuran besar, sepanjang sekitar 43 cm, berwarna coklat marun dan bermahkota kuning. Tenggorokannya berwarna hijau zamrud dan bantalan dadanya cokelat kehitaman. Burung jantan dihiasi bulu-bulu panggul yang besar warna kuning dan punya sepasang ekor kawat yang panjang. Burung betina berbulu cokelat marun tak bergaris.
Hasil gambar untuk Cenderawasih kuning-besar
Titian Ilmu by Leekhien

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Animalia
Filum:Chordata
Kelas:Aves
Ordo:Passeriformes
Famili:Paradisaeidae
Genus:Paradisaea
Spesies:P. apoda
Nama binomial
Paradisaea apoda
Linnaeus, 1758

Burung Cenderawasih kuning-besar ini burung terbesar dari genus Paradisaea. Ia tersebar di hutan dataran rendah dan bukit di barat daya pulau Irian dan pulau AruIndonesia. Makanannya terdiri dari buah-buahan, biji serta serangga kecil. Sejumlah kecil burung ini diintroduksi oleh William Ingram tahun 1909-1912 di pulau Tobago Kecil di Karibia untuk menyelamatkan burung ini dari kepunahan akibat perburuan untuk perdagangan bulu. Populasi introduksi itu bertahan sampai sekitar tahun 1958 dan mungkin sekarang telah punah.
Carolus Linnaeus memberinya nama jenis Paradisaea apoda, yang berarti "Cenderawasih tak berkaki", karena pada awal perdagangannya ke Eropa, burung ini disiapkan tanpa kaki oleh orang pribumi; hal ini menyebabkan salah paham bahwa burung ini adalah pengunjung dari surga yang melayang-layang di udara dan tak pernah menyentuh tanah sampai mati.
Karena umum ditemukan di rentang habitatnya, burung Cenderawasih kuning-besar dievaluasi berisiko rendah di IUCN Red List tentang jenis terancam. Burung ini juga terdaftar pada CITES Appendix II.


8. Cendrawasih Raggiana


Cenderawasih raggiana atau Cenderawasih jingga karena warnanya coklat kejinggaan (nama ilmiahParadisaea raggiana) adalah burung Cenderawasih berukuran sedang dengan panjang sekitar 34 cm, dari genus Paradisaea. Burung ini berwarna kuning dan coklat kemerahan (jingga), berparuh abu-abu kebiruan, mulut merah muda, iris mata berwarna kuning dan kaki berwarna abu-abu coklat keunguan.
Burung jantan dewasa memiliki bulu-bulu hiasan beraneka warna merah, jingga dan warna campuran antara merah-jingga pada bagian sisi perutnya, tenggorokan berwarna hijau zamrud gelap, bulu bagian dada berwarna coklat tua dan diekornya terdapat dua buah tali yang panjang berwarna hitam. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, dengan muka berwarna coklat dan tidak punya bulu-bulu hiasan.
Berkas:Paradisaea raggiana.png
Titian Ilmu by Leekhien
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Animalia
Filum:Chordata
Kelas:Aves
Ordo:Passeriformes
Famili:Paradisaeidae
Genus:Paradisaea
Spesies:P. raggiana
Nama binomial
Paradisaea raggiana
Sclater, 1873

Daerah sebaran Cenderawasih raggiana terdapat di hutan hujan tropis, hutan dataran rendah, perbukitan dan pegunungan pulau Irian bagian selatan, dari permukaan laut sampai ketinggian 1.500 meter.
Nama spesies ini memperingati seorang bangsawan dari GenoaItalia bernama Francis Raggi. Cenderawasih Raggiana adalah fauna nasional negara Papua Nugini.
Spesies ini mempunyai daerah sebaran yang luas dan masih sering ditemukan di habitatnya, Cenderawasih Raggiana dievaluasikan sebagai beresiko rendah di dalam IUCN Red List. Burung ini didaftarkan dalam CITES Appendix II.

Cenderawasih raggiana adalah poligami spesies. Burung jantan memikat pasangan dengan ritual tarian yang memamerkan bulu-bulu hiasannya. Setelah kopulasi, burung jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain. Burung betina biasanya menetaskan dua butir telur berwarna merah muda dan mengasuh anak burung sendiri. Pakan burung Cenderawasih raggiana terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga.

9. Cendrawasih Goldi


Cenderawasih goldi (nama ilmiahParadisaea decora) adalah burung Cenderawasih beukuran besar dengan panjang 33 cm dan berwarna cokelat zaitun. Burung jantan punya dada berbulu warna kuning dan hijau tua dengan dada abu-abu keunguan, iris berwarna kuning dan paruh, mulut serta kakinya berwarna abu-abu. Badannya dihiasi bulu hias pinggang berwarna merah tua dan dua bulu panjang mirip kawat. Burung jantannya berbeda dari jenis Paradisaea yang lain karena bulu dadanya yang berwarna abu-abu keunguan. Burung betina tidak berbulu hias dan berbulu warna cokelat zaitun dan bawahnya cokelat jingga.
Hasil gambar untuk cendrawasih goldi
Titian Ilmu by Leekhien
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Animalia
Filum:Chordata
Kelas:Aves
Ordo:Passeriformes
Famili:Paradisaeidae
Genus:Paradisaea
Spesies:P. decora
Nama binomial
Paradisaea decora
Salvin & Godman, 1883
Cenderawasih goldi yang endemik di Papua Nugini ini, tersebar di pulau Fergusson dan Normanby dari kepulauan D'Entrecasteaux, kepulauan Papua sebelah timur. Makanan utama burung ini adalah buah-buahan.
Namanya berdasarkan nama seorang kolektor dari Skotlandia, Andrew Goldie, orang Eropa pertama yang menemukannya pada tahun 1882.
Karena hilangnya habitat, penyebaran yang terbatas dan diburu berlebihan di beberapa daerah, Cenderawasih goldi dievaluasi Hampir Terancam pada IUCN Red List tentang jenis terancam. Ia juga terdaftar dalam CITES appendix II.


10. Cendrawasih Merah


Cenderawasih merah(nama ilmiahParadisaea rubra) adalah burung Cenderawasih berukuran sedang dengan panjang sekitar 33 cm, dari marga Paradisaea. Burung ini berwarna kuning dan coklat, dan berparuh kuning. Burung jantan dewasa berukuran sekitar 72 cm yang termasuk bulu-bulu hiasan berwarna merah darah dengan ujung berwarna putih pada bagian sisi perutnya, bulu muka berwarna hijau zamrud gelap dan diekornya terdapat dua buah tali yang panjang berbentuk pilin ganda berwarna hitam. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, dengan muka berwarna coklat tua dan tidak punya bulu-bulu hiasan.

Berkas:CpZ Paradisaea rubra 00.jpg
Titian Ilmu by Leekhien

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Animalia
Filum:Chordata
Kelas:Aves
Ordo:Passeriformes
Famili:Paradisaeidae
Genus:Paradisaea
Spesies:P. rubra
Nama binomial
Paradisaea rubra
Daudin, 1800

Endemik Indonesia, Cenderawasih merah hanya ditemukan di hutan dataran rendah pada pulau Waigeo dan Batanta di kabupaten Raja Ampat, provinsi Irian Jaya Barat.
Cenderawasih merah adalah spesial yang bersifat poligami. Burung jantan memikat pasangan dengan ritual tarian yang memamerkan bulu-bulu hiasannya. Setelah kopulasi, burung jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain. Burung betina menetaskan dan mengasuh anak burung sendiri. Pakan burung Cenderawasih Merah terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga.

Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut, serta populasi dan daerah di mana burung ini ditemukan sangat terbatas, Cenderawasih Merah dievaluasikan sebagai beresiko hampir terancam di dalam IUCN Red List. Burung ini didaftarkan dalam CITESAppendix II.

11. Cendrawasih Kaisar


Cenderawasih kaisar (nama ilmiahParadisaea guilielmi) adalah burung Cenderawasih berukuran sedang, dengan panjang sekitar 33cm, dari genus Paradisaea. Burung ini berwarna kuning dan coklat, berparuh abu-abu kebiruan, kaki coklat keunguan dan iris mata berwarna coklat kemerahan.
Burung jantan dewasa memiliki muka, atas kepala bagian depan dan tenggorokan berwarna hijau mengilap. Kepala bagian belakang, punggung dan sayap berwarna kuning, dan tubuh bagian bawahnya berwarna coklat. Pada bagian sisi dadanya terdapat bulu-bulu hiasan berwarna putih dan diekornya terdapat dua buah tali yang panjang berwarna hitam. Betina berukuran lebih kecil, tanpa dihiasi bulu hiasan, memiliki kepala berwarna coklat tua, punggung kuning kecoklatan dan tubuh bagian bawah berwarna coklat. Burung muda memiliki bulu seperti burung betina.
Paradisaea guilielmi by Bowdler Sharpe.jpg
Titian Ilmu by Leekhien
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Animalia
Filum:Chordata
Kelas:Aves
Ordo:Passeriformes
Famili:Paradisaeidae
Genus:Paradisaea
Spesies:P. guilielmi
Nama binomial
Paradisaea guilielmi
Cabanis, 1888

Daerah sebaran Cenderawasih kaisar terdapat di hutan-hutan pegunungan bagian bawah dan perbukitan Jasirah Huon di Papua Nugini, umumnya dari ketinggian 670 meter sampai ketinggian 1.350 meter di atas permukaan laut.
Cenderawasih kaisar adalah poligami spesies. Burung jantan memikat pasangan dengan ritual tarian di dalam kelompok lek. Jantan menggantungkan badannya ke bawah, membuka memamerkan bulu hiasannya. Pakan burung Cenderawasih Kaisar terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga.
Cenderawasih kaisar ditemukan oleh Carl Hunstein dalam salah satu ekspedisinya di pulau Irian pada bulan Januari 1884. Nama ilmiah spesies ini memperingati seorang kaisar JermanFrederick William Albert Victor.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut, serta populasi dan daerah dimana burung ini ditemukan sangat terbatas, Cenderawasih kaisar dievaluasikan sebagai beresiko hampir terancam di dalam IUCN Red List. Burung ini didaftarkan dalam CITESAppendix II.

12. Cendrawasih Biru


Cenderawasih biru nama ilmiahParadisaea rudolphi) adalah burung Cenderawasih yang berukuran sedang, dengan panjang sekitar 30cm, dari genus Paradisaea. Burung ini berwarna hitam dan biru, berparuh putih kebiruan, kaki abu-abu, iris mata berwarna coklat tua, di sekitar mata terdapat dua buah setengah lingkaran putih dan sayap berwarna biru terang.
Burung jantan dewasa memiliki bulu-bulu jumbai hiasan pada sisi dada yang berwarna biru keunguan jika dilihat dari bawah dan berwarna coklat kemerahan jika dilihat dari atas. Pada bagian dadanya terdapat lingkaran oval hitam dengan tepi berwarna merah. Diekornya terdapat dua buah tali panjang berwarna hitam dengan ujung membulat berwarna biru. Betina berukuran lebih kecil, tanpa dihiasi bulu hiasan dan tubuh bagian bawah berwarna coklat kemerahan.
Hasil gambar
Titian Ilmu by Leekhien


Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Animalia
Filum:Chordata
Kelas:Aves
Ordo:Passeriformes
Famili:Paradisaeidae
Genus:Paradisaea
Spesies:P. rudolphi
Nama binomial
Paradisaea rudolphi
(Finsch, 1885)

Daerah sebaran Cenderawasih biru terdapat di hutan-hutan pegunungan Papua Nugini bagian timur dan tenggara, umumnya dari ketinggian 1.400 meter sampai ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut.
Cenderawasih biru adalah poligami spesies. Burung jantan memikat pasangan dengan ritual tarian yang memamerkan bulu-bulu hiasannya. Tidak seperti burung Cenderawasih Paradisaea lainnya, Cenderawasih Biru jantan melakukan tariannya tidak dalam kelompok. Jantan menggantungkan badannya ke bawah, membuka memamerkan bulu hiasannya seperti kipas biru sambil berkicau dengan suara menyerupai dengungan rendah. Didekatnya terdapat seekor betina. Setelah kopulasi, burung jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain. Pakan burung Cenderawasih Biru terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga.
Cenderawasih biru ditemukan oleh Carl Hunstein dalam salah satu ekspedisinya di pulau Irian pada tahun 1884. Nama ilmiah spesies langka ini memperingati seorang putra mahkota dari Austria bernama Rudolf von Österreich-Ungarn.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut, serta populasi dan daerah dimana burung ini ditemukan sangat terbatas, Cenderawasih biru dievaluasikan sebagai rentan di dalam IUCN Red List. Spesies ini didaftarkan dalam CITES Appendix II dan dilindungi oleh hukum di Papua Nugini.

13. Cendrawasih Gagak

Cenderawasih gagak (Lycocorax pyrrhopterus) adalah burung Cenderawasih yang mirip gagak berukuran sedang dengan panjang sekitar 34 cm. Bulunya gelap, lembut dan seperti sutera. Paruhnya hitam, warna mata merah karmin, dan memiliki suara panggilan yang mengingatkan pada gonggongan anjing. Burung jantan dan betinanya mirip. Burung betina sedikit lebih besar daripada burung jantan.
Hasil gambar untuk cendrawasih gagak
Titian Ilmu by Leekhien

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Animalia
Filum:Chordata
Kelas:Aves
Ordo:Passeriformes
Famili:Paradisaeidae
Genus:Lycocorax
Bonaparte, 1853
Spesies:L. pyrrhopterus
Nama binomial
Lycocorax pyrrhopterus
(Bonaparte, 1850)

Cenderawasih ini bersifat monogami dan endemik di hutan dataran rendah di kepulauan Maluku di Indonesia. Makanan utamanya terdiri dari buah-buahan dan artropod. Tiga subspesiesnya telah dikenali, dan ditandai dengan ada atau tidaknya bercak putih pada bulu sayap bawah.
Karena umum ditemukan pada rentang habitatnya, Cenderawasih gagak dievaluasi beresiko rendah di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix II.
Cenderawasih gagak, Lycocorax pyrrhopterus, adalah Cendarwasih mirip gagak berukuran sedang dengan panjang sekitar 34 cm. Bulunya gelap, lembut dan seperti sutera. Paruhnya hitam, warna mata merah karmin, dan memiliki suara panggilan yang mengingatkan pada gonggongan anjing. Burung jantan dan betinanya mirip. Burung betina sedikit lebih besar daripada burung jantan.
Cenderawasih ini bersifat monogami dan endemik di hutan dataran rendah di kepulauan Maluku di Indonesia. Makanan utamanya terdiri dari buah-buahan dan artropod. Tiga subspesiesnya telah dikenali, dan ditandai dengan ada atau tidaknya bercak putih pada bulu sayap bawah. Karena umum ditemukan pada rentang habitatnya, Cenderawasih Gagak dievaluasi beresiko rendah di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix II.

14. Cendrawasih Arfak

Astrapia arfak disebut juga dengan nama Astrapia nigra adalah sebuah jenis burung.[2] Nama ini berasal dari 2 bahasa, yaitu bahasa yunani dan bahasa Latin, Astrapia dalam bahasa Yunani berarti penerangan dan nigra dalam bahasa latin berarti hitam.[3]Burung ini merupakan burung endemik di wilayah Papua BaratIndonesia.[2] Burung ini banyak ditemukan di Pegunungan ArfakPapuaIndonesia terutama di daerah Tamarau.[4] Burung ini termasuk jenis aves yang langka dan dilindungi karena jumlahnya yang terbatas dan hanya dapat ditemui di beberapa tempat, seperti di Indonesia Timur.[5]


Astrapia arfak merupakan jenis burung yang berukuran besarpanjang tubuhnya kurang lebih 76 sentimeter, berwarna hitam, dengan warna bulu yang beragam seperti unguhijau dan perunggu[6]. Burung ini memiliki paruh yang pendek dan ekor yang panjang tumpul [7].Burung jantan memiliki karakteristik memiliki ekor yang lurus dan panjang, memiliki bulu berwarna hitam pada bagian dada dan memiliki bulu pada bagian kepala yang kompleks, pada dasarnya bulu pada bagian kepala pejantan berwarna hitam, panjangnya biasanya hingga 60 cm, pada bagian tengkuk hingga lapisan tanjung berwarna kuning kehijauan, pada bagian sayap bagian atas pada burung jantan berwarna ungu kemilau seperti warna ekornya[6][8][3]. Sedangkan pada betina di dapatkan berwarna cokelat kehitaman yang terlihat berwarna pucat pada bagian perutnya, biasanya memiliki panjang hingga 50 cm[6][8].

Arfak Astrapia.jpg
Titian Ilmu by Leekhien
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Animalia
Filum:Chordata
Kelas:Aves
Ordo:Passeriformes
Famili:Paradisaeidae
Genus:Astrapia
Spesies:A. nigra
Nama binomial
Astrapia nigra
(Gmelin, 1788)


Musim kawin dari hewan ini belum teridentifikasi dengan jelas, namun di dapatkan bahwa anak burung lahir pada bulan juli hingga agustus. Burung betina membangun sarangnya dan tinggal sendiri bersama dengan anak-anaknya. Periode inkubasi dan dekapan tidak diketahui dengan jelas[3].


Burung ini biasa ditemukan di daerah hutan pegunungan dan sub-alpin pada ketinggian antara 1700 – 2250 m. Belum terdapat informasi spesifik mengenai pakan yang dikonsumsi oleh burung ini, namun terdapat catanan burung ini memakan buah pandan dan anthropoda[7].

Keberadaan hutan hujan sebagian besar tidak terganggu karena isolasi geografis dan kepadatan penduduk serta gaya hidup penduduk yang tradisional, namun banyak dil buru untuk di perjualbelikan bulunya. Maka dari itu dilakukan pencegahan dengan dibangunnya cagar alam di daerah Pegunungan Arfak dan perluasan daerah cagar alam tersebut untuk proteksi terhadap satwa yang berada di daerah Pegunungan Tamrau dan Pegunungan Arfak.[9]

14. Cendrawasih Parotia


Cenderawasih parotia (nama ilmiahParotia berlepschi) adalah seekor burung Cenderawasih yang pertama kali ditemukan pada abad ke-19. Burung ini dinamakan setelah Hans von Berlepsch, seorang ornithologis asal Jerman.
Parotia berlepschi.png
Titian Ilmu by Leekhien
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Animalia
Filum:Chordata
Kelas:Aves
Ordo:Passeriformes
Famili:Paradisaeidae
Genus:Parotia
Spesies:P. berlepschi
Nama binomial
Parotia berlepschi
Kleinschmidt, 1897

Dalam sebuah ekspedisi pada Desember 2005, para peneliti menemukan kembali spesies ini di Pegunungan FojaPapuaIndonesia. Mengingat keterbatasan informasi habitat dan penyebarannya, spesies ini mungkin akan diusulkan sebagai spesies tersendiri.

15. Cendrawasih Panji


Cenderawasih panji (nama ilmiahPteridophora alberti) adalah sejenis burung Cenderawasih berukuran kecil, dengan panjang sekitar 22cm, dari genus tunggal Pteridophora. Burung jantan dewasa mempunyai bulu berwarna hitam dan kuning tua, dikepalanya terdapat dua helai bulu kawat bersisik biru-langit mengilap, yang panjangnya mencapai 40cm dan dapat ditegakkan pada waktu memikat betina. Bulu mantel dan punggung tumbuh memanjang berbentuk tudung berwarna hitam. Iris mata berwarna coklat tua, kaki berwarna abu-abu kecoklatan dan paruh berwarna hitam dengan bagian dalam mulut berwarna hijau laut. Burung betina berwarna abu-abu kecoklatan dengan garis-garis dan bintik gelap. Betina berukuran lebih kecil dari burung jantan dan tanpa dihiasi mantel atau bulu kawat hiasan.

Hasil gambar untuk cendrawasih panji
Titian Ilmu by Leekhien

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Animalia
Filum:Chordata
Kelas:Aves
Ordo:Passeriformes
Famili:Paradisaeidae
Genus:Pteridophora
Meyer, 1894
Spesies:P. alberti
Nama binomial
Pteridophora alberti
Meyer, 1894
Daerah sebaran Cenderawasih panji adalah di hutan pegunungan pulau Irian. Pakan burung Cenderawasih Panji terdiri dari buah-buahan, beri, dan aneka serangga.
Seperti kebanyakan spesies burung lainnya di suku Paradisaeidae, Cenderawasih Panji adalah poligami spesies. Burung jantan memikat pasangan dengan menggunakan bulu mantel dan ke dua kawat di kepalanya pada ritual tarian. Setelah kopulasi, burung jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain. Burung betina menetaskan dan mengasuh anak burung sendiri.
Nama ilmiah burung Cenderawasih panji memperingati seorang raja berkebangsaan JermanAlbert I dari Sachsen.
Spesies ini mempunyai daerah sebaran yang luas dan masih sering ditemukan di habitatnya. Cenderawasih Panji dievaluasikan sebagai beresiko rendah di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix II.

16. Cendrawasih Kerah


Cenderawasih kerah (nama ilmiahLophorina superba) adalah burung Cenderawasih yang satu-satunya dari genus Lophorina. Burung jantan berwarna hitam dengan mahkota berwana hijau pelangi mempunyai bulu penutup dadanya biru-hijau dan berbulu pundak yang bisa menegak berwarna hitam beludru. Burung betinanya berwarna cokelat-kemerahan dan bawahnya bulu bergaris-garis warna cokelat. Burung muda berwarna mirip burung betina.
Hasil gambar untuk cendrawasih kerah
Titian Ilmu by Leekhien
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Animalia
Filum:Chordata
Kelas:Aves
Ordo:Passeriformes
Famili:Paradisaeidae
Genus:Lophorina
Vieillot, 1816
Spesies:L. superba
Nama binomial
Lophorina superba
(Pennant, 1781)
Burung Cenderawasih kerah tersebar di seluruh hutan hujan di pulau Papua.
Burung jantan bersifat poligami dan menampilkan salah satu tarian kawin yang memukau dalam dunia burung. Pada awal penampilannya dia akan menyanyikan nada keras dan cepat, lalu dia mulai melompat-lompat di depan betinanya. Tiba-tiba bulu pundaknya dan bulu penutup dada yang tadinya terlipat, menegak keluar dan mengembang di kepalanya dan membuatnya menjadi penari berbentuk elips.
Meskipun banyak diburu untuk diambil bulunya, burung Cenderawasih Kerah merupakan salah satu burung yang umum dan tersebar luas di hutan-hutan Papua. Burung Cenderawasih Kerah dievaluasi berisiko rendah di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITESAppendix II.

17. Cendrawasih Sabit-Kurikuri


Paruh-sabit kurikuri atau dalam nama ilmiahnya Epimachus fastuosus adalah sejenis burung cendrawasih yang berukuran besar dari genus Epimachus. Burung ini memiliki paruh hitam melengkung seperti sabit dan berekor panjang.
Burung jantan dewasa merupakan salah satu burung terbesar di antara burung cendrawasih. Jantan berukuran sekitar 110cm yang termasuk bulu ekor hiasan berwarna biru ungu dengan ujung runcing dan sangat panjang. Bulu bagian atas berwarna hitam keunguan, kepala dan punggung berwarna biru hijau, tubuh bagian bawah berwarna hitam, coklat, dan ungu di sekitar dagu dan leher, iris mata merah, kaki hitam keabuan dan bagian dalam mulut berwarna kuning terang. Pada sisi dadanya terdapat bulu hiasan seperti kipas berwarna merah, coklat dan hitam dengan ujung warna pelangi. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, dan memiliki bulu coklat kemerahan, bagian bawah tubuh hitam dengan totol putih di bagian belakang, iris mata coklat dan tidak punya bulu-bulu kipas hiasan.
Hasil gambar untuk cendrawasih sabit kurikuri
Titian Ilmu by Leekhien
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Animalia
Filum:Chordata
Kelas:Aves
Ordo:Passeriformes
Famili:Paradisaeidae
Genus:Epimachus
Spesies:E. fastuosus
Nama binomial
Epimachus fastuosus
(Hermann, 1783)

Daerah sebaran Paruh-sabit kurikuri terdapat di hutan-hutan pegunungan pulau Irian. Seperti kebanyakan burung-burung cendrawasih, Paruh-sabit Kurikuri adalah poligami spesies. Burung jantan memikat pasangan dengan ritual tarian yang memamerkan bulu-bulu hiasannya disertai dengan nyanyian. Setelah kopulasi, burung jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain. Burung betina menetaskan dan mengasuh anak burung sendiri. Pakan burung Paruh-sabit Kurikuri terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut, serta populasi dan daerah dimana burung ini ditemukan sangat terbatas, Paruh-sabit Kurikuri dievaluasikan sebagai rentan di dalam IUCN Red List. Spesies ini didaftarkan dalam CITES Appendix II.

0 komentar:

Posting Komentar

Recent Comment

Statistic Blog

Anda Pengunjung Ke

Total Tayangan Halaman

Al Qur'an

Semoga Bermanfaat Bagi Pembaca
Wassalamu Alaikum Wr. Wb.