Burung Kakatua dan Populasinya
Kakatua (suku Cacatuidae) adalah jenis burung hias yang memiliki bulu yang indah dengan lengkingan suara yang cukup nyaring. Spesies ini termasuk salah satu burung dengan kecerdasan yang cukup bagus, sehingga sering digunakan untuk acara-acara hiburan dikebun binatang atau tempat hiburan lainnya.
Etimologi
Kata kakatua tertanggal berasal dari abad ke-17 dan merupakan derivasi kata dari nama Indonesia untuk burung ini, "Kakatuwah" (yang berarti "wakil" atau "pegangan"; dari paruhnya yang kuat) atau dari panggilan kakatua putih itu sendiri, melalui istilah Belanda kaketoe; kata cock mungkin mempengaruhi kata kaketoe. Terdapat varian kata kakatua pada abad ke-17 termasuk cacato, cockatoon, crockadore, cokato, cocatore, dan cocatoo digunakan pada abad ke-18. Asal kata ini juga digunakan untuk familia dan nama generik Cacatuidae dan Cacatua masing-masing
Jenis-jenis Kakatua
- Kakatua Jambul-jingga / Cempaka
- Kakatua maluku
- Kakatua putih
- Kakatua raja
- Kakatua rawa
- Kakatua tanimbar
- Kakatua-kecil jambul-kuning
- Kakatua-raja Hitam
1. Kakatua Jambul-jingga
Kakatua jambul-jingga (kakatua cempaka) atau dalam nama ilmiahnya Cacatua sulphurea citrinocristata adalah burung berukuran sedang dari salah satu genus burung paruh bengkok, Kakatua (Cacatua). Kakatua jambul-jingga merupakan subspesies terkecil dari empat subspesies burung Kakatua-kecil Jambul-kuning. Burung ini hampir semua bulunya berwarna putih. Di kepalanya terdapat jambul berwarna jingga yang dapat ditegakkan dengan paruh abu-abu gelap, kuping bercak jingga, mata coklat-tua kehitaman dan kaki berwarna abu-abu. Bulu-bulu terbang dan ekor bagian bawah berwarna kuning. Burung betina serupa dengan burung jantan.
Titian Ilmu by Leekhien |
Klasifikasi ilmiah | |
---|---|
Kerajaan: | Animalia |
Filum: | Chordata |
Kelas: | Aves |
Ordo: | Psittaciformes |
Famili: | Cacatuidae |
Genus: | Cacatua |
Spesies: | C. sulphurea |
Upaspesies: | C. s. citrinocristata |
Nama trinomial | |
Cacatua sulphurea citrinocristata (Fraser, 1844) |
Burung endemik Indonesia ini hanya ditemukan di hutan-hutan primer dan sekunder Pulau Sumba yang terletak di Kepulauan Sunda Kecil. Pakan burung kakatua jambul-jingga ini sama seperti jenis burung kakatua lainnya, terdiri dari biji-bijian, kacang, tanaman dan aneka buah-buahan. Burung ini bersarang di dalam lubang pohon.
2. Kakatua maluku
Kakatua maluku atau dalam nama ilmiahnya Cacatua moluccensis adalah burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 52cm, dari genus Cacatua. Burung ini mempunyai bulu putih bercampur warna merah-jambu. Di kepalanya terdapat jambul besar berwarna merah-jambu yang dapat ditegakkan. Bulu-bulu terbang dan ekornya berwarna jingga kekuningan. Burung betina serupa, dan biasanya berukuran lebih besar dari burung jantan.
Titian Ilmu by Leekhien |
Klasifikasi ilmiah | |
---|---|
Kerajaan: | Animalia |
Filum: | Chordata |
Kelas: | Aves |
Ordo: | Psittaciformes |
Superfamili: | Cacatuoidea |
Famili: | Cacatuidae |
Upafamili: | Cacatuinae |
Bangsa: | Cacatuini |
Genus: | Cacatua |
Upagenus: | Cacatua |
Spesies: | C. moluccensis |
Nama binomial | |
Cacatua moluccensis Gmelin, 1788 |
Endemik Indonesia, daerah sebaran kakatua maluku adalah di Maluku Selatan. Spesies ini hanya terdapat di hutan primer dan sekunderPulau Seram, Ambon, Pulau Haruku dan Saparua. Sejumlah populasi kakatua Maluku dilindungi di Taman Nasional Manusela, yang merupakan salah satu tempat terakhir untuk menemukan burung ini di habitat liar. Pakan kakatua Maluku terdiri dari biji-bijian, kacang dan aneka buah-buahan.
3. Kakatua putih
Kakatua putih atau dalam nama ilmiahnya Cacatua alba adalah burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 46cm, dari genusCacatua. Burung ini hampir semua bulunya berwarna putih. Di kepalanya terdapat jambul besar berwarna putih yang dapat ditegakkan. Bulu-bulu terbang dan ekornya berwarna kuning. Burung betina serupa dengan burung jantan.
Titian Ilmu by Leekhien |
Klasifikasi ilmiah | |
---|---|
Kerajaan: | Animalia |
Filum: | Chordata |
Kelas: | Aves |
Ordo: | Psittaciformes |
Famili: | Psittacidae |
Genus: | Cacatua |
Spesies: | C. alba |
Nama binomial | |
Cacatua alba Müller, 1776 |
Endemik Indonesia, daerah sebaran kakatua putih adalah di kepulauan Maluku Utara. Jenis ini hanya ditemukan di hutan primer dan sekunder pulau Halmahera, Ternate, Tidore, pulau Kasiruta, Mandiole dan Bacan .
Hasil kajian Burung Indonesia pada tahun 2008/2009 menunjukkan populasi terbesar jenis ini berada di bagian barat (semenanjung utara dan selatan) Pulau Halmahera. Meskipun demikian, selama 10 tahun populasi tersebut jauh menurun dibandingkan hasil survey yang dilakukan pada tahun 1999.
Saat ini kakatua putih belum termasuk jenis satwa yang dilindungi, namun bukan berarti bebas ditangkap begitu saja. Pada tahun 2001 hingga kini, tidak ada kuota tangkap untuk kakatua putih. Artinya tidak boleh ada penangkapan kakatua putih di alam (Maluku Utara) untuk tujuan komersil. Namun ternyata kuota tangkap nol ini tidak ada artinya karena pada tahun 2002 rata-rata setiap tahunnya ada sekitar 500 ekor kakatua putih yang ditangkap dari alam untuk diperdagangkan. Sementara itu pemantauan ProFauna Indonesia di sejumlah pasar burung di Jawa pada tahun 2006, rata-rata dalam setahun ada sekitar 100 ekor kakatua putih yang diperdagangkan. Di pasar burung, kakatua putih ditawarkan seharga rata-rata Rp 500.000 per ekor.
Penangkapan kakatua putih secara terus menerus di Maluku Utara menyebabkan burung ini telah menghilang dari beberapa kawasan di Pulau Halmahera. Profauna melakukan banyak wawancara informal dengan penduduk desa soal keberadaan kakatua putih di alam. Banyak di antara mereka yang menyatakan bahwa faktor utama hilangnya kakatua putih dalam 12 tahun terakhir ini adalah faktor penangkapan di alam secara besar-besaran.
Melihat laju penangkapan dan perdagangan serta telah hilangnya kakatua putih di beberapa wilayah di Halmahera, maka sudah saatnya burung ini ditetapkan sebagai jenis satwa yang dilindungi. Apalagi burung ini juga termasuk satwa endemik Maluku Utara.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 (pasal 5), suatu jenis satwa wajib ditetapkan dalam golongan dilindungi apabila telah mempunyai kriteria;
- Mempuyai populasi kecil
- Adanya penurunan yang tajam pada jumlah individu di alam.
- Daerah penyebaran yang terbatas (endemik).
Dengan demikian kakatua putih sebetulnya telah memenuhi kriteria untuk dimasukan dalam daftar jenis satwa yang dilindungi.
4. Kakatua raja
Kakatua raja atau dalam nama ilmiahnya Probosciger aterrimus adalah sejenis burung Kakatua berwarna hitam dan berukuran besar, dengan panjang sekitar 60cm. Burung ini memiliki kulit pipi berwarna merah dan paruh besar berwarna kehitaman. Di kepalanya terdapat jambul besar yang dapat ditegakkan. Burung betina serupa dengan burung jantan.
Titian Ilmu by Leekhien |
Klasifikasi ilmiah | |
---|---|
Kerajaan: | Animalia |
Filum: | Chordata |
Kelas: | Aves |
Ordo: | Psittaciformes |
Famili: | Cacatuidae |
Genus: | Probosciger Kuhl, 1820 |
Spesies: | P. aterrimus |
Nama binomial | |
Probosciger aterrimus (Gmelin, 1788) |
Kakatua raja adalah satu-satunya burung di marga tunggal Probosciger. Daerah sebaran burung ini adalah di pulau Irian dan Australiabagian utara. Pakan burung Kakatua raja terdiri dari biji-bijian. Paruh burung Kakatua raja tidak dapat tertutup rapat, dikarenakan ukuran paruh bagian atas dan bagian bawah yang berbeda. Dan ini berguna untuk menahan dan membuka biji-bijian untuk dikonsumsi.
5. Kakatua rawa
Kakatua rawa (Cacatua sanguinea), juga diketahui sebagai Kakatua mata-bersih, Kakatua noda-darah, Kakatua paruh-pendek,Kakatua kecil dan Kakatua biru, adalah kakatua yang berasal dari Australia, selatan Papua Nugini, dan Papua.[2][3] Di Indonesia, ia ditemukan terutama di sebagian besar Merauke, dan selatan Papua.[3]
Titian Ilmu by Leekhien |
Klasifikasi ilmiah | |
---|---|
Kerajaan: | Animalia |
Filum: | Chordata |
Kelas: | Aves |
Ordo: | Psittaciformes |
Famili: | Cacatuidae |
Upafamili: | Cacatuinae |
Bangsa: | Cacatuini |
Genus: | Cacatua |
Upagenus: | Licmetis |
Spesies: | C. sanguinea |
Nama binomial | |
Cacatua sanguinea Gould , 1843 |
Ia juga diketahui sebagai Birdirra oleh orang Yindjibarndi dari tengah dan barat Pilbara. Mereka menjadikan ia sebagai hewan peliharaan, atau secara tradisional memasak dan memakan mereka. Bulu halus kakatua rawa digunakan pada upacara adat dan tarian dimana itu digunakan untuk menghias kepala dan lengan tangan.[4]
6.Kakatua tanimbar
Kakatua tanimbar, Kakatua goffiniana, atau Kakatua goffin, adalah spesies kakatua asli dan endemik dari hutan kepulauan Laut Banda di Indonesia. Berat burung ini rata-rata sekitar 350 gram dan panjang sekitar 31 sentimeter dari kepala hingga ekor. Kakatua Goffin adalah yang terkecil dari seluruh Cacatuinae. Saat penemuan pertama, hewan ini tampak seperti kakatua putih dengan sebagian bulu wajah merah jambu, dan paruh abu-abu pucat. Jantan dan betinanya serupa.
Seperti seluruh anggota Cacatuidae, Kakatua goffin memiliki jambul, yang berarti hewan ini memiliki sekumpulan bulu pada kepalanya yang dapat mengambang atau menguncup. Tubuhnya terutama tertutup oleh bulu-bulu putih, dengan bulu berwarna salmon atau merah jambu di antara paruh dan mata. Bagian dalam (proksimal) dari bulu jambul dan bulu leher juga berwarna salmon, namun pewarnaan disini tersembunyi oleh warna putih yang bagian terdapat di permukaan (distal) bulu-bulu itu. Bagian dalam bulu sayap dan ekornya menunjukkan warna kekuningan. Antara matanya berwarna antara coklat hingga hitam. Hewan ini sulit dibedakan dengan Corella kecil karena penampilannya yang serupa.
Titian Ilmu by Leekhien |
Klasifikasi ilmiah | |
---|---|
Kerajaan: | Animalia |
Filum: | Chordata |
Kelas: | Aves |
Ordo: | Psittaciformes |
Famili: | Cacatuidae |
Upafamili: | Cacatuinae |
Genus: | Cacatua |
Upagenus: | Licmetis |
Spesies: | C. goffiniana |
Nama binomial | |
Cacatua goffiniana (Finsch, 1863) |
Terkait dengan habitan yang hilang, (Di Tanimbar, kebanyakan hutan telah gundul) ruang terbatas dan perburuan liar, Kakatua goffin dievaluasi Beresiko Rendah dalam IUCN Red List untuk Spesies Terancam. Spesies ini didaftarkan pada Appendix I CITES. Tahun 1970-an, penebang kayu Jepang merusak pulau. Burung-burung ditangkap untuk ajang binatang peliharaan. Meskipun banyak yang stres karena dikandangkan, mungkin hal ini menjadi hal penting di belakang bencana ekologi ini, karena banyak Kakatua Goffin bereproduksi dalam program penangkaran. Demikian, sekarang terdapat banyak Kakatua Goffin di penangkaran daripada di alam liar.
7. Kakatua-kecil jambul-kuning
Kakatua-kecil jambul-kuning atau dalam nama ilmiahnya Cacatua sulphurea adalah burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 35 cm, dari marga Cacatua. Burung ini hampir semua bulunya berwarna putih. Di kepalanya terdapat jambul berwarna kuning yang dapat ditegakkan. Kakatua-kecil jambul-kuning berparuh hitam, kulit di sekitar matanya berwarna kebiruan dan kakinya berwarna abu-abu. Bulu-bulu terbang dan ekornya juga berwarna kuning. Burung betina serupa dengan burung jantan.
Titian Ilmu by Leekhien |
Klasifikasi ilmiah | |
---|---|
Kerajaan: | Animalia |
Filum: | Chordata |
Kelas: | Aves |
Ordo: | Psittaciformes |
Famili: | Cacatuidae |
Genus: | Cacatua |
Spesies: | C. sulphurea |
Nama binomial | |
Cacatua sulphurea (Gmelin, 1788) |
Daerah sebaran kakatua-kecil jambul-kuning adalah Kepulauan Sunda Kecil, Sulawesi, Bali, dan Timor, di tempat yang masih terdapat hutan-hutan primer dan sekunder. Pakan unggas cerdas dan gemar berkawanan ini terdiri dari biji-bijian, kacang, dan aneka buah-buahan. Burung betina menetaskan antara dua sampai tiga telur dalam sarangnya di lubang pohon.
Jenis Kakatua-kecil Jambul-kuning (bahasa Inggris: Yellow-crested Cockatoo) biasanya hidup berpasangan atau berkelompok dalam jumlah kecil. Sangat mencolok ketika terbang, dengan kepakan sayap yang cepat dan kuat diselingi gerakan melayang serta saling meneriaki. Bila sedang bersuara dari tempat bertengger, jambul ditegakkan lalu diturunkan. Jenis ini tertekan dengan ledakan populasi yang mengejutkan selama 10-15 tahun terakhir, akibat penangkapan yang berlebihan untuk perdagangan burung dalam sangkar, dan sekarang langka akibat kegiatan ini.
Spesies ini hidup pada ketinggian 0-1520 meter dari permukaan laut, biasanya berkelompok. Kakatua pada umumnya berusia panjang, hingga mencapai 60 tahun bahkan lebih.
8. Kakatua-raja Hitam
Kakatua raja Hitam adalah burung yang berasal dari keluarga Cacatuidae. Dengan subfamilia Microglossinae.Burung ini memiliki nama ilmiah Probosciger aterrimus. Termasuk dalam keluarga kakatua dan burung beo. Burung ini berasal dari subfamili Microglossinae. Burung ini termasuk spesies yang dilindungi negara.
Panjang burung kakatua raja hitam adalah 60 cm. Burung ini memiliki kulit pipi berwarna merah dan paruh besar berwarna kehitaman. Di kepalanya terdapat jambul besar yang dapat ditegakkan. Burung betina serupa dengan burung jantan[1].Di kepalanya terdapat jambul yang dapat ditegakkan[2]. Untuk membedakan yang jantan dan betina, yaitu berat yang betina antara 500-950 gram dan yang jantan 540-1100 gram[3].
Titian Ilmu by Leekhien |
Klasifikasi ilmiah | |
---|---|
Kerajaan: | Animalia |
Filum: | Chordata |
Kelas: | Aves |
Ordo: | Psittaciformes |
Famili: | Cacatuidae |
Upafamili: | Microglossinae |
Genus: | Probosciger Kuhl, 1820 |
Spesies: | P. aterrimus |
Nama binomial | |
Probosciger aterrimus Gmelin, 1788 |
Kakatua raja hitam merupakan hewan asli pulau Papua dan Australia.Hewan ini biasanya ditemukan di kepulauan Aru, pulau Misool di bagian barat pulau Papua, Irian Barat, Selatan Papua Nugini dari Timur Marauke sampai teluk Papua, dan di Australia pada kawasan utara tanjung York Peninsula[4].
Burung ini memakan biji-bijian, kacang-kacangan, buah-buahan dan tunas daun. Utamanya, mereka juga makan di pohon. Juga, kakatua raja hitam memakan biji dan buah-buahan yang jatuh ke tanah.[5]
Habitat
Kakatua menghuni hutan primer dan sekunder yang tinggi dan tepi hutan; juga hutan monsun (Nusa Tenggara), hutan yang tinggi bersemak, semak yang pohonnya jarang dan lahan budidaya yang pohonnya jarang. Dari permukaan laut sampai ketinggian 900 m (Sulawesi), 1520 m (Lombok), 1000 m (Sumbawa), 700 m (Flores), 950+ m (Sumba) dan 500+ m (Timor). sedangkan untuk jenis Kakatua Maluku (bahasa Inggris: Salmon-crested Cockatoo) biasanya hidup sendiri, berpasangan dan kelompok kecil; dahulu di pohon tidur berkelompok hingga 16 ekor. Umumnya tidak mencolok, kecuali pada saat terbang ke dan dari lokasi pohon tidur ketika petang dan menjelang fajar. Walaupun terlihat terbang di atas kanopi tapi kebanyakan terbang di bawah batas kanopi. Mencari makan dengan tenang di kanopi dan lapisan tengah kanopi dan memiliki sebaran lokal di daerah Seram, Ambon, Haruku dan Saparua. Kakatua menghuni hutan primer dan sekunder yang tinggi, hutan yang rusak dan hidup di atas permukaan laut sampai ketinggian 1000 m.
Hubungan dengan manusia
Di Indonesia, burung kakatua dijadikan nama lagu anak-anak. Kakatua juga dapat dijadikan peliharaan Kakatua dikenal sebagai burung yang setia dan bila pemiliknya terancam kakatua akan melindungi pemiliknya. beberapa manusia sering memelihara Kakatua sejak masih kecil untuk diajari berbicara penelitian menunjukan bila terlatih sejak kecil Kakatua akan dapat berpikir seperti manusia