Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net TITIAN ILMU
Glitter Text Generator at TextSpace.net
Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net

Minggu, 01 Desember 2019

13 Tempat Wisata Terbaik di Denmark

13 Tempat Wisata Terbaik di Denmark




Banyak daya tarik Denmark telah menjadi jelas bagi audiens global, terutama dalam beberapa tahun terakhir. Sayap "Eropa" Skandinavia menawarkan pantai-pantai yang indah, istana dongeng yang indah, hutan yang rimbun, iklim sedang, warga yang ramah, dan joie de vivre yang menular. Serial TV Smash, Borgen, menjadi bintang atraksi Copenhagen - khususnya, gedung parlemen yang megah di Christiansborg . Demikian pula, kolaborasi Denmark / Swedia Bronen ( Jembatan ) menunjukkan kepada dunia Jembatan Oresund, suatu prestasi teknik yang menakjubkan, yang menghubungkan kedua negara melalui jalan darat dan kereta api. Bagi pecinta sastra, berkunjung ke Odense, kota kelahiran pendongeng utama Hans Christian Andersen , adalah suatu keharusan.

Kepercayaan lingkungan Denmark terlihat jelas di seluruh penjuru negeri. Di Kopenhagen, sepeda lebih diutamakan daripada mobil dan bisa dibilang cara terbaik untuk menjelajahi kota yang indah dan padat ini. Di atas semua ini, makanannya legendaris - makanan enak Denmark membuka jalan untuk masakan Skandinavia terbaik.


1. Tivoli Garden, Kopenhagen


Tivoli Garden, Kopenhagen Titian Ilmu by Leekhien

Ketika mengunjungi Kopenhagen, banyak pengunjung langsung menuju ruang rekreasi ikonik ini. 
Berasal dari tahun 1843, Tivoli adalah inspirasi di balik taman hiburan Disney yang terkenal di dunia, dan di sini, Anda akan menemukan berbagai macam atraksi termasuk roller coaster, bundaran, teater boneka, restoran, kafe, taman, paviliun makanan, dan bahkan aula konser bergaya Moor. 


Dikenal di seluruh dunia, Tivoli telah muncul di banyak film dan merupakan simbol kota yang sebenarnya. Pada malam hari, pertunjukan kembang api menerangi langit, dan di musim dingin, taman-taman dihiasi dengan lampu untuk musim Natal. Selama musim panas, Anda dapat menyaksikan konser rock gratis pada Jumat malam.


2. Museum Nasional Denmark ( Nationalmuseet ), Kopenhagen


Museum Nasional Denmark, Kopenhagen Titian Ilmu by Leekhien

Sepuluh menit berjalan kaki dari Taman Tivoli mengarah ke Museum Nasional (Nationalmuseet), yang menggali sejarah dan budaya Denmark. Museum ini menampilkan koleksi artefak Denmark yang mengesankan, termasuk kereta matahari berusia 2.000 tahun, porselen dan perak Denmark, dan hiasan gereja Romawi dan Gotik. Koleksi lainnya menyoroti pakaian dari abad ke-18 dan 19, serta furnitur antik. 

Melengkapi perjalanan ini kembali melalui sejarah Denmark adalah pameran etnografi yang sangat baik dengan barang-barang dari Greenland, Asia, dan Afrika, antara lain. Di Children's Museum , anak-anak akan menemukan banyak hal untuk dilakukan. Mereka dapat berpakaian dalam kostum periode, naik kapal Viking, dan mengunjungi ruang kelas 1920-an.


3. Christianborg Palace, Kopenhagen


Christiansborg Palace, Kopenhagen Titian Ilmu by Leekhien

Di pulau kecil Slotsholmen di pusat Kopenhagen, Anda akan menemukan pusat pemerintahan Denmark. Membanggakan lebih dari 800 tahun sejarah, Christiansborg adalah basis kekuatan kerajaan Denmark dan sekarang menjadi rumah bagi Parlemen, Kantor Perdana Menteri, dan Mahkamah Agung. 

Penggemar serial TV Borgen akan terbiasa dengan pengaturan. Beberapa sayap masih digunakan oleh rumah tangga Kerajaan, dan banyak dari ini terbuka untuk umum. Uskup Absalon membangun benteng kota di sini pada tahun 1167, dan pengunjung dapat melihat reruntuhan kastil uskup, yang dihancurkan pada abad ke-14, serta benteng abad pertengahan.


4. Istana Frederiksborg dan Museum Sejarah Nasioanal, Kopenhagen


Istana Frederiksborg, Kopenhagen Titian Ilmu by Leekhien

Istana Frederiksborg yang menakjubkan dibangun oleh raja Christian IV pada awal abad ke-17 dan telah menjadi tuan rumah Museum Sejarah Nasional Denmark sejak 1878. Koleksi museum ini berfokus pada karya seni yang menggambarkan sejarah negara dan mencakup beragam potret, lukisan, dan cetakan yang dicat dengan baik. . Museum ini juga mencakup tur interior kastil, di mana pengunjung dapat menjelajahi kamar-kamar yang pernah menampung bangsawan dan bangsawan. 

Bagian luar dan pekarangan istana termasuk tempat-tempat menarik seperti Air Mancur Neptunus, sepasang menara bundar yang pernah ditempati oleh juru tulis pengadilan dan sheriff, dan relief indah yang menggambarkan dewa Mars dan Venus, yang terletak di façade Audience House. Wisatawan juga dapat dengan bebas menjelajahi berbagai jalur dan taman di sekitar istana Renaissance ini.


5. Museum Terbuka Lyngby ( Frilandsmuset ), Kopenhagen


Museum Terbuka Lyngby, Kopenhagen Titian Ilmu by Leekhien

Hanya lebih dari 15 kilometer di luar Kopenhagen, Anda akan menemukan Lyngby Open-Air Museum, bagian dari Museum Nasional Denmark, dan wajib dikunjungi bagi banyak pengunjung ke Denmark. Menempati 35 hektar, ada rumah-rumah pertanian asli, bangunan pertanian, tempat tinggal, dan pabrik dari seluruh negeri di "museum hidup" ini. Ada juga trah-trah kuno hewan peliharaan, taman-taman bersejarah yang megah untuk dijelajahi, rumah-rumah tua yang atmosfer dari Schleswig-Holstein dan Swedia, serta banyak situs piknik. Anda bahkan dapat naik kereta kuda di sekitar halaman.


6. Kronborg Slot, Helsingor


Kronborg Slot, Helsingor Titian Ilmu by Leekhien

Kastil Kronborg tidak hanya menjadi lokasi Hamlet Shakespeare , tetapi juga Situs Warisan Dunia UNESCO . Alhasil, ia mendapat tagihan tertinggi dalam daftar pemandangan wajib dikunjungi Helsingor. Bahkan mereka yang hanya memiliki minat yang lewat di bard pasti ingin mengunjungi. Struktur yang mengesankan terlihat jelas saat Anda mendekat, sehingga Anda tidak bisa melewatkannya. Inkarnasi ini berasal dari tahun 1640, meskipun beberapa benteng lain mendahuluinya. 

Melayani sebagai garnisun selama seabad atau lebih, kastil ini direnovasi pada tahun 1924. Di Sayap Selatan, Anda akan menemukan Kapel Kastil, yang selamat dari kebakaran pada tahun 1629 dan memiliki interior Renaissance yang megah dengan ukiran kayu Jerman. Sayap Utara berisi Ballroom besar atau Aula Ksatria, sedangkan permadani indah ditampilkan di Sayap Barat.


7. Kastil Egeskov, Kvarnstrup


Kastil Egeskov, Kvarnstrup Titian Ilmu by Leekhien

Dongeng Egeskov Castle terletak di lokasi yang indah, berjarak kurang dari 30 menit berkendara dari Odense dan merupakan kastil parit yang paling terpelihara di Eropa. Struktur Renaissance yang luar biasa seperti yang terlihat hari ini selesai pada 1554 dan awalnya dibangun untuk tujuan pertahanan. Selama berabad-abad, kastil telah berpindah tangan berkali-kali dan kemudian menjadi model pertanian. 

Pada tahun 1959, lahan dibuka untuk umum, dan banyak renovasi dan pengembangan telah terjadi sejak itu. Sebuah Museum Mobil Vintage dibuka pada tahun 1967, dan tempat-tempat wisata lainnya termasuk jalan setapak di puncak pohon dan tur Segway. Aula Perjamuan luar biasa. Kunjungan ke Egeskov adalah hari yang menyenangkan, terutama bagi keluarga.



8. Museum Hans Christian Andersen, Odense


Museum Hans Christian Andersen, Odense Titian Ilmu by Leekhien

Anda tidak dapat mengunjungi Denmark tanpa mengetahui Hans Christian Andersen. Dongeng dan kisahnya dijalin ke dalam jalinan masyarakat Denmark. Museum ini berasal dari tahun 1908 dan didedikasikan untuk kehidupan dan karya penulis, dengan pajangan artefak, kenang-kenangan, dan sketsa dan karya seni Andersen sendiri. 

Pos-pos mendengarkan dan instalasi interaktif menghidupkan kata-kata penulis, dan aula berkubah dihiasi dengan adegan-adegan dari otobiografi Andersen Story of My Life . Di sebelah barat daya Katedral Odense , di Munkemøllestræde, Anda akan menemukan rumah masa kanak-kanak Hans Christian Andersen ( Andersen Barndomshjem ), yang juga merupakan bagian dari museum.


9. Museum Kapal Viking ( Vikingeskibsmuseet ), Roskilde


Museum Kapal Viking, Roskilde Titian Ilmu by Leekhien

Museum Kapal Viking di Roskilde memberi wisatawan kesempatan unik untuk melihat secara langsung bagaimana Viking membangun kapal mereka dan bagaimana pembuat kapal modern memulihkan dan memperbaiki kapal yang telah digali. Galangan kapal, yang terletak di sebelah museum, menggunakan metode tradisional untuk membuat reproduksi dan menghidupkan kembali kapal-kapal tua. 

Di dalam museum, pengunjung akan belajar tentang Zaman Viking dan peran sentral yang dimainkan kehidupan maritim dalam budaya dan kelangsungan hidup masyarakat. Pameran pusat, Aula Kapal Viking, menampilkan lima kapal yang pernah digunakan oleh Viking untuk membentuk penghalang di Roskilde FjordSetelah penggalian bawah laut yang ekstensif dan melelahkan, kapal-kapal dikembalikan dan sekarang dipajang. 

Salah satu tambahan terbaru museum adalah pengalaman "Climb Aboard" teknologi tinggi, di mana wisatawan sepenuhnya tenggelam dalam kehidupan di atas kapal Viking. Pengalaman interaktif ini lengkap dengan kostum bagi mereka yang ingin benar-benar menyelam, serta kesempatan untuk menjelajahi kamar dan persediaan kapal dan bahkan mengalami perubahan sensorik saat perjalanan membawa Anda melalui siang dan malam, lautan yang kasar dan tenang, dan semua macam cuaca.


10. Den Gamble By, Aarhus


Den Gamble By, Aarhus Titian Ilmu by Leekhien

Museum sejarah hidup Aarhus, Den Gamle By, menyediakan pengunjung dengan penciptaan kembali otentik tidak hanya satu era dalam sejarah Denmark, tetapi tiga dekade yang berbeda. Dibagi menjadi tiga lingkungan, Anda akan menemukan representasi kehidupan di Denmark selama pertengahan abad ke-19, 1020-an, dan 1974. Setiap detail, mulai dari arsitektur dan jalan hingga bisnis dan kehidupan rumah tangga dari penerjemah berkostum, menggambarkan bagaimana kehidupan telah berubah dari waktu ke waktu. waktu dan cara beberapa tradisi tetap suci. 

Selain lingkungan sejarah yang hidup, Den Gamle By adalah rumah bagi beberapa museum individu termasuk Musaeum 1927 , Museum Poster Denmark, Museum Mainan , dan Galeri Seni Dekorasi . Di dekatnya, di pinggiran Højbjerg, Moesgaard Museum menggali lebih jauh ke masa lalu dengan pameran mendalam tentang perkembangan budaya di Denmark melalui Zaman Batu, Zaman Perunggu, Zaman Besi, dan Zaman Viking, plus pameran tentang Denmark abad pertengahan.


11. Menara Bundar ( Rundetarn ), Kopenhagen

Menara Bundar, Kopenhagen Titian Ilmu by Leekhien

Layak skala untuk pemandangan panorama yang sangat baik, Round Tower (RundetÃ¥rn) adalah 36 meter dan dibangun sebagai observatorium pada 1642. Di sini, Anda akan menemukan koleksi kecil yang terhubung dengan astronom Denmark terkenal Tycho Brahe, namun sorotan untuk sebagian besar adalah platform tampilan yang dicapai oleh tanjakan spiral. Lantai kaca melayang 25 meter di atas tanah, dan Anda tidak hanya dapat memandangi atap-atap kota Kopenhagen, tetapi juga mengintip ke inti benteng. Berjalan kaki singkat ke kota tua sekitarnya akan membawa Anda ke GrÃ¥brødretorv , salah satu alun-alun kota yang paling indah.


12. Istana Amalienborg, Kopenhagen


Istana Amalienborg, Kopenhagen Titian Ilmu by Leekhien

Di kawasan Frederiksstaden Kopenhagen, Anda akan menemukan Istana Amalienborg dan taman-tamannya yang tenang di tepi air. Awalnya dibangun sebagai tempat tinggal bagi kaum bangsawan, keempat istana menghadap ke alun-alun. Keluarga Kerajaan Denmark mengambil hunian setelah kebakaran di Christiansborg pada 1794, dan istana tetap menjadi rumah musim dingin mereka. Istana identik membentuk segi delapan, dan itu mengklaim desain didasarkan pada rencana untuk persegi di Paris yang kemudian menjadi Place de la Concorde. Dibangun dalam gaya Rococo yang ringan, bangunan ini menggabungkan elemen gaya Jerman dan Prancis. The Tentara dari Royal Guard , di kulit beruang dan seragam biru, yang imbang tertentu bagi pengunjung.


13. Off the Beaten Path di Denmark, Kepulauan Faroe


Kepulauan Faroe Titian Ilmu by Leekhien

Kerajaan Denmark juga mencakup dua negara otonom: Kepulauan Farøe dan Greenland yang berjauhan. Terletak sekitar 600 kilometer di sebelah barat pantai Norwegia, Kepulauan Farøe (Kepulauan Domba) adalah sebuah kepulauan dengan 18 pulau terpencil. Bentang alam mulai dari pantai berbatu yang curam, padang rumput, dan bukit yang tertutup kabut sampai ke telapak tangan yang menggigit pedalaman. Gulf Stream memoderasi suhu di darat dan di laut dan menarik beragam kehidupan laut, termasuk anjing laut, paus, dan banyak spesies ikan. Pemancing datang ke sini untuk memasang garis mereka di perairan yang jernih dan jernih, dan birder dapat mengagumi beberapa dari 300 spesies lebih termasuk puffin dan guillemots. Perjalanan dengan kapal ke tebing burung Vestmanna adalah yang utama. 

Kepulauan Farøe juga memiliki pemandangan musik yang ramai dengan banyak festival di musim panas. Di sebelah utara dan timur laut Eysturoy , salah satu pulau terbesar di kepulauan itu, terdapat banyak pulau kecil dan besar. Diberkati dengan pelabuhan alami yang dikelilingi oleh bukit-bukit zamrud, Klaksvik on Bordoy adalah kota terbesar kedua di Farøes. 

Tempat-tempat wisata termasuk museum sejarah dan Gereja Kristen (Christians-kirkjan) dengan perahu yang tergantung di langit-langitnya, satu-satunya dari empat yang kembali dengan selamat pada malam musim dingin yang penuh badai pada tahun 1923.


Untuk mengakses Farøes, Anda dapat terbang ke bandara di pulau VÃ¥gar sepanjang tahun dari Kopenhagen atau naik kapal feri dari beberapa pelabuhan Denmark ke Torshavn , ibukota, di pulau Streymoy .







Kisah Sahabat Nabi Salman al Farisi, Mencari Kebenaran

Kisah Sahabat Nabi Salman al Farisi, Mencari Kebenaran 





Salman al-Farisi adalah sahabat Nabi Muhammad yang berasal dari Persia. Dikalangan sahabat lainnya ia dikenal dan dipanggil dengan nama Abu Abdullah.


Salman al-Farisi pada awal hidupnya adalah seorang bangsawan dari Persia yang menganut agama Majusi. Namun dia tidak merasa nyaman dengan agamanya. Pergolakan batin itulah yang mendorongnya untuk mencari agama yang dapat menentramkan hatinya. 

Kisah Salman diceritakan langsung kepada seorang sahabat dan keluarga dekat Nabi Muhammad bernama Abdullah bin Abbas:
Salman dilahirkan dengan nama Persia, Rouzbeh, di kota Kazerun, Fars, Iran. Ayahnya adalah seorang Dihqan (kepala) desa. Dia adalah orang terkaya di sana dan memiliki rumah terbesar.

Ayahnya menyayangi dia, melebihi siapa pun. Seiring waktu berlalu, cintanya kepada Salman semakin kuat dan membuatnya semakin takut kehilangan Salman. Ayahnya pun menjaga dia di rumah, seperti penjara.

Ayah Salman memiliki sebuah kebun yang luas, yang menghasilkan pasokan hasil panen berlimpah. Suatu ketika ayahnya meminta dia mengerjakan sejumlah tugas di tanahnya. Tugas dari ayahnya itulah yang menjadi awal pencarian kebenaran.

"Ayahku memiliki areal tanah subur yang luas. Suatu hari, ketika dia sibuk dengan pekerjaannya, dia menyuruhku untuk pergi ke tanah itu dan memenuhi beberapa tugas yang dia inginkan. Dalam perjalanan ke tanah tersebut, saya melewati gereja Nasrani. Saya mendengarkan suara orang-orang shalat di dalamnya. Saya tidak mengetahui bagaimana orang-orang di luar hidup, karena ayahku membatasiku di dalam rumahnya! Maka ketika saya melewati orang-orang itu (di gereja) dan mendengarkan suara mereka, saya masuk ke dalam untuk melihat apa yang mereka lakukan."

"Ketika saya melihat mereka, saya menyukai salat mereka dan menjadi tertarik terhadapnya (yakni agama). Saya berkata (kepada diriku), 'Sungguh, agama ini lebih baik daripada agama kami'".
Salman memiliki pemikiran yang terbuka, bebas dari taklid buta. "Saya tidak meninggalkan mereka sampai matahari terbenam. Saya tidak pergi ke tanah ayahku."

Dan ketika pulang, ayahnya bertanya. Salman pun menceritakan bertemu dengan orang-orang Nasrani dan mengaku tertarik. Ayahnya terkejut dan berkata: "Anakku, tidak ada kebaikan dalam agama itu. Agamamu dan agama nenek moyangmu lebih baik."
"Tidak, agama itu lebih baik dari milik kita," tegas Salman.
Ayah Salman pun bersedih dan takut Salman akan meninggalkan agamanya. Jadi dia mengunci Salman di rumah dan merantai kakinya.

Salman tak kehabisan akal dan mengirimkan sebuah pesan kepada penganut Nasrani, meminta mereka mengabarkan jika ada kafilah pedagang yang pergi ke Suriah. Setelah informasi didapat, Salman pun membuka rantai dan kabur untuk bergabung dengan rombongan kafilah.

Ketika tiba di Suriah, dia meminta dikenalkan dengan seorang pendeta di gereja. Dia berkata: "Saya ingin menjadi seorang Nasrani dan memberikan diri saya untuk melayani, belajar dari anda, dan salat dengan anda."

Sang pendeta menyetujui dan Salman pun masuk ke dalam gereja. Namun tak lama kemudian, Salman menemukan kenyataan bahwa sang pendeta adalah seorang yang korup. Dia memerintahkan para jemaah untuk bersedekah, namun ternyata hasil sedekah itu ditimbunnya untuk memperkaya diri sendiri.

Ketika pendeta itu meninggal dunia dan umat Nasrani berkumpul untuk menguburkannya, Salman mengatakan bahwa pendeta itu korup dan menunjukkan bukti-bukti timbunan emas dan perak pada tujuh guci yang dikumpulkan dari sedekah para jemaah.
Setelah pendeta itu wafat, Salman pun pergi untuk mencari orang saleh lainnya, di Mosul, Nisibis, dan tempat lainnya.

Pendeta yang terakhir berkata kepadanya bahwa telah datang seorang nabi di tanah Arab, yang memiliki kejujuran, yang tidak memakan sedekah untuk dirinya sendiri.
Salman pun pergi ke Arab mengikuti para pedagang dari Bani Kalb, dengan memberikan uang yang dimilikinya. Para pedagang itu setuju untuk membawa Salman. Namun ketika mereka tiba di Wadi al-Qura (tempat antara Suriah dan Madinah), para pedagang itu mengingkari janji dan menjadikan Salman seorang seorang budak, lalu menjual dia kepada seorang Yahudi.

Singkat cerita, akhirnya Salman dapat sampai ke Yatsrib (Madinah) dan bertemu dengan rombongan yang baru hijrah dari Makkah. Salman dibebaskan dengan uang tebusan yang dikumpulkan oleh Rasulullah SAW dan selanjutnya mendapat bimbingan langsung dari beliau.
Betapa gembira hatinya, kenyataan yang diterimanya jauh melebihi apa yang dicita-citakannya, dari sekadar ingin bertemu dan berguru menjadi anugerah pengakuan sebagai muslimin di tengah-tengah kaum Muhajirin dan kaum Anshar yang disatukan sebagai saudara.

Kisah kepahlawanan Salman yang terkenal adalah karena idenya membuat parit dalam upaya melindungi kota Madinah dalam Perang Khandaq. Ketika itu Madinah akan diserang pasukan Quraisy yang mendapat dukungan dari suku-suku Arab lainnya yang berjumlah 10.000 personel. Pemimpin pasukan itu adalah Abu Sufyan. Ancaman juga datang dari dalam Madinah, di mana penganut Yahudi dari Bani Quradhzah akan mengacau dari dalam kota.

Rasulullah SAW pun meminta masukan dari sahabat-sahabatnya bagaimana strategi menghadapi mereka. Setelah bermusyawarah akhirnya saran Salman Al Farisi atau yang biasa dipanggil Abu Abdillah diterima. Strategi Salman memang belum pernah dikenal oleh bangsa Arab pada waktu itu. Namun atas ketajaman pertimbangan Rasulullah SAW, saran tersebut diterima.

Atas saran Salman itulah perang dengan jumlah pasukan yang tak seimbang dimenangkan kaum Muslimin.
Setelah meninggalnya Nabi Muhammad, Salman dikirim untuk menjadi gubernur di daerah kelahirannya, hingga dia wafat.

Kisah Sahabat Nabi Mush'ab bin Umair, Duta Islam yang Pertama

Kisah Sahabat Nabi Mush'ab bin Umair, Duta Islam yang Pertama





Mush'ab bin Umayr adalah salah seorang sahabat nabi Nabi Muhammad. Mush'ab berhasil memasukan ajaran Islam kepada Usayd bin Hudhayr dan sahabat Usayd yang bernama Sa'ad bin Mu'adz.


Mush'ab bin Umair salah seorang diantara para sahabat Nabi. Ia seorang remaja Quraisy terkemuka, gagah dan tampan, penuh dengan jiwa dan semangat kemudaan.  Para ahli sejarah melukiskan semangat kemudaannya dengan kalimat: "Seorang warga kota Makkah yang mempunyai nama paling harum."


Mush'ab lahir dan dibesarkan dalam kesenangan, dan tumbuh dalam lingkungannya. Mungkin tak seorang pun di antara anak-anak muda Makkah yang beruntung dimanjakan oleh kedua orang tuanya sebagaimana yang dialami Mush'ab bin Umair.


Mungkinkah kiranya anak muda yang serba kecukupan, biasa hidup mewah dan manja, menjadi buah-bibir gadis-gadis Makkah dan menjadi bintang di tempat-tempat pertemuan, akan meningkat menjadi tamsil dalam semangat kepahlawanan?


Suatu hari, anak muda ini mendengar berita yang telah tersebar luas di kalangan warga Makkah mengenai Muhammad Al-Amin, yang mengatakan dirinya telah diutus Allah sebagai pembawa berita suka maupun duka, sebagai dai yang mengajak umat beribadah kepada Allah Yang Maha Esa.


Di antara berita yang didengarnya ialah bahwa Rasulullah bersama pengikutnya biasa mengadakan pertemuan di suatu tempat yang terhindar jauh dari gangguan gerombolan Quraisy dan ancaman-ancamannya, yaitu di bukit Shafa di rumah Arqam bin Abil Arqam.


Maka pada suatu senja, didorong oleh kerinduannya, pergilah ia ke rumah Arqam menyertai rombongan itu. Di tempat itu Rasulullah SAW sering berkumpul dengan para sahabatnya, mengajarkan mereka ayat-ayat Alquran dan mengajak mereka beribadah kepada Allah Yang Maha Akbar.


Baru saja Mush'ab mengambil tempat duduknya, ayat-ayat Alqur'an mulai mengalir dari kalbu Rasulullah bergema melalui kedua bibirnya dan sampai ke telinga, meresap di hati para pendengar. Di senja itu Mush'ab pun terpesona oleh untaian kalimat Rasulullah yang tepat menemui sasaran di kalbunya.


Khunas binti Malik yakni ibunda Mush'ab, adalah seorang yang berkepribadian kuat dan pendiriannya tak dapat ditawar atau diganggu gugat, Ia wanita yang disegani bahkan ditakuti. Ketika Mush'ab memeluk Islam, tiada satu kekuatan pun yang ditakuti dan dikhawatirkannya selain ibunya sendiri.


Bahkan walau seluruh penduduk Makkah beserta berhala-berhala para pembesar dan padang pasirnya berubah rupa menjadi suatu kekuatan yang menakutkan yang hendak menyerang dan menghancurkannya, tentulah Mush'ab akan menganggapnya enteng. Tapi tantangan dari ibunya, bagi Mush'ab tidak dapat dianggap kecil. Ia pun segera berpikir keras dan mengambil keputusan untuk menyembunyikan keislamannya sampai terjadi sesuatu yang dikehendaki Allah.


Demikianlah ia senantiasa bolak-balik ke rumah Arqam menghadiri majelis Rasulullah, sedang hatinya merasa bahagia dengan keimanan dan sedia menebusnya dengan amarah murka ibunya yang belum mengetahui berita keislamannya.

Tetapi di kota Makkah tiada rahasia yang tersembunyi, apalagi dalam suasana seperti itu. Mata kaum Quraisy berkeliaran di mana-mana mengikuti setiap langkah dan menyelusuri setiap jejak. Kebetulan seorang yang bernama Utsman bin Thalhah melihat Mush'ab memasuki rumah Arqam secara sembunyi. Kemudian pada hari yang lain dilihatnya pula ia shalat seperti Muhammad SAW. Secepat kilat ia mendapatkan ibu Mush'ab dan melaporkan berita yang dijamin kebenarannya.

Berdirilah Mush'ab di hadapan ibu dan keluarganya serta para pembesar Makkah yang berkumpul di rumahnya. Dengan hati yang yakin dan pasti dibacakannya ayat-ayat Alquran yang disampaikan Rasulullah untuk mencuci hati nurani mereka, mengisinya dengan hikmah dan kemuliaan, kejujuran dan ketakwaan.

Ketika sang ibu hendak membungkam mulut putranya dengan tamparan keras, tiba-tiba tangan yang terulur bagai anak panah itu surut dan jatuh terkulai, ketika melihat cahaya yang membuat wajah putranya berseri cemerlang itu kian berwibawa. Karena rasa keibuannya, ibunda Mush'ab tak jadi menyakiti putranya. Dibawalah puteranya itu ke suatu tempat terpencil di rumahnya, lalu dikurung dan dipenjarakannya dengan rapat.

Demikianlah beberapa lama Mush'ab tinggal dalam kurungan sampai saat beberapa orang Muslimin hijrah ke Habasyah. Mendengar berita hijrah ini Mush'ab pun mencari muslihat, dan berhasil mengelabui ibu dan penjaga-penjaganya, lalu pergi ke Habasyah melindungkan diri. Ia tinggal di sana bersama saudara-saudaranya kaum Muslimin, lalu pulang ke Makkah. Kemudian ia pergi lagi hijrah kedua kalinya bersama para sahabat atas titah Rasulullah dan karena taat kepadanya.

Pada Suatu hari ia tampil di hadapan beberapa orang Muslimin yang sedang duduk sekeliling Rasulullah SAW. Demi memandang Mush'ab, mereka menundukkan kepala dan memejamkan mata, sementara beberapa orang matanya basah karena duka. Mereka melihat Mush'ab memakai jubah usang yang bertambal-tambal, padahal belum lagi hilang dari ingatan mereka—pakaiannya sebelum masuk Islam—tak ubahnya bagaikan kembang di taman, berwarna-warni dan menghamburkan bau yang wangi.

Adapun Rasulullah, menatapnya dengan pandangan penuh arti, disertai cinta kasih dan syukur dalam hati. Pada kedua bibirnya tersungging senyuman mulia, seraya berkata, "Dahulu aku lihat Mush'ab ini tak ada yang mengimbangi dalam memperoleh kesenangan dari orang tuanya, kemudian ditinggalkannya semua itu demi cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya."

Suatu saat Mush'ab dipilih Rasulullah untuk melakukan suatu tugas maha penting saat itu. Ia menjadi duta atau utusan Rasul ke Madinah untuk mengajarkan agama Islam kepada orang-orang Anshar yang telah beriman dan berbaiat kepada Rasulullah di bukit Aqabah. Di samping itu, ia juga mempersiapkan kota Madinah untuk menyambut hijrah Rasulullah sebagai peristiwa besar.

Sebenarnya, di kalangan sahabat ketika itu masih banyak yang lebih tua, lebih berpengaruh dan lebih dekat hubungan kekeluargaannya dengan Rasulullah daripada Mush'ab. Tetapi Rasulullah menjatuhkan pilihannya kepada Mush'ab. Dan bukan tidak menyadari sepenuhnya bahwa beliau telah memikulkan tugas amat penting ke atas pundak pemuda itu dan menyerahkan kepadanya tanggung jawab nasib Agama Islam di kota Madinah.

Mush'ab memikul amanat itu dengan bekal karunia Allah kepadanya, berupa pikiran yang cerdas dan budi yang luhur. Dengan sifat zuhud, kejujuran dan kesungguhan hati, ia berhasil melunakkan dan menawan hati penduduk Madinah hingga mereka berduyun-duyun masuk Islam. Ketika tiba di Madinah pertama kali, ia mendapati kaum Muslimin tidak lebih dari dua belas orang, yakni hanya orang-orang yang telah baiat di bukit Aqabah. Namun beberapa bulan kemudian, meningkatlah jumlah orang-orang yang memenuhi panggilan Allah dan Rasul-Nya.

Mush'ab memahami tugas dengan sepenuhnya, hingga tak terlanjur melampaui batas yang telah diterapkan. Ia sadar bahwa tugasnya adalah menyeru kepada Allah, menyampaikan berita gembira lahirnya suatu agama yang mengajak manusia mencapai hidayah Allah, membimbing mereka ke jalan yang lurus. Akhlaknya mengikuti pola hidup Rasulullah SAW yang diimaninya yang mengemban kewajiban hanya menyampaikan belaka. Demikianlah duta Rasulullah yang pertama itu telah mencapai hasil gemilang yang tiada taranya, suatu keberhasilan yang memang wajar dan layak diperolehnya.

Dalam Perang Uhud, Mush'ab bin Umair adalah salah seorang pahlawan dan pembawa bendera perang. Ketika situasi mulai gawat karena kaum Muslimin melupakan perintah Nabi, maka ia mengacungkan bendera setinggi-tingginya dan bertakbir sekeras-kerasnya, lalu maju menyerang musuh. Targetnya, untuk menarik perhatian musuh kepadanya dan melupakan Rasulullah SAW. Dengan demikian ia membentuk barisan tentara dengan dirinya sendiri.

Tiba-tiba datang musuh bernama Ibnu Qumaiah dengan menunggang kuda, lalu menebas tangan Mush'ab hingga putus, sementara Mush'ab meneriakkan, "Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, yang sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul."

Maka Mush'ab memegang bendera dengan tangan kirinya sambil membungkuk melindunginya. Musuh pun menebas tangan kirinya itu hingga putus pula. Mush'ab membungkuk ke arah bendera, lalu dengan kedua pangkal lengan meraihnya ke dada sambil berucap, "Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, dan sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul."

Lalu orang berkuda itu menyerangnya ketiga kali dengan tombak, dan menusukkannya hingga tombak itu pun patah. Mush'ab pun gugur, dan bendera jatuh. Ia gugur sebagai bintang dan mahkota para syuhada.

Rasulullah bersama para sahabat datang meninjau medan pertempuran untuk menyampaikan perpisahan kepada para syuhada. Ketika sampai di tempat terbaringnya jasad Mush'ab, bercucuranlah dengan deras air matanya.

Tak sehelai pun kain untuk menutupi jasadnya selain sehelai burdah. Andai ditaruh di atas kepalanya, terbukalah kedua belah kakinya. Sebaliknya bila ditutupkan di kakinya, terbukalah kepalanya. Maka Rasulullah SAW bersabda, "Tutupkanlah ke bagian kepalanya, dan kakinya tutuplah dengan rumput idzkhir!"

Kemudian sambil memandangi burdah yang digunakan untuk kain penutup itu, Rasulullah berkata, "Ketika di Makkah dulu, tak seorang pun aku lihat yang lebih halus pakaiannya dan lebih rapi rambutnya daripadanya. Tetapi sekarang ini, dengan rambutmu yang kusut masai, hanya dibalut sehelai burdah."

Setelah melayangkan pandang, ke arah medan laga serta para syuhada, kawan-kawan Mush'ab yang tergeletak di atasnya, Rasulullah berseru, "Sungguh, Rasulullah akan menjadi saksi nanti di hari kiamat, bahwa kalian semua adalah syuhada di sisi Allah!"

Kemudian sambil berpaling ke arah sahabat yang masih hidup, Rasulullah bersabda, "Hai manusia, berziarahlah dan berkunjunglah kepada mereka, serta ucapkanlah salam! Demi Allah yang menguasai nyawaku, tak seorang Muslim pun sampai hari kiamat yang memberi salam kepada mereka, pasti mereka akan membalasnya."

Sabtu, 30 November 2019

Kisah Sahabat Nabi Amr bin Ash, Sang Pembebas Mesir

Kisah Sahabat Nabi Amr bin Ash, Sang Pembebas Mesir




Amru bin Ash bin Wa'il bin Hisyam ( 583-664 ) atau lebih dikenal dengan nama Amru bin Ash adalah Sahabat Nabi Muhammad.

Ada tiga orang pemuka Quraisy yang sangat menyusahkan Rasulullah SAW disebabkan sengitnya perlawanan mereka terhadap dawah beliau dan siksaan mereka terhadap sahabatnya.


Oleh sebab itu, Rasulullah SAW selalu berdoa dan memohon kepada Allah agar menurunkan azabnya pada mereka. Tiba-tiba, tatkala beliau berdoa dan memohon, turunlah firman Allah: "Tak ada sedikit pun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim." (QS Ali Imran: 128)


Rasulullah SAW memahami bahwa maksud ayat itu ialah menyuruhnya agar menghentikan doa permohonan azab dan menyerahkan urusan mereka kepada Allah semata. Kemungkinan, mereka tetap berada dalam keaniayaan hingga akan menerima azab-Nya. Atau mereka bertaubat dan Allah menerima taubat mereka hingga akan memperoleh rahmat karunia-Nya.


Amr bin Ash adalah salah satu dari ketiga orang tersebut. Allah memilihkan bagi mereka jalan untuk bertaubat dan menerima rahmat, maka ditunjuki-Nya mereka jalan untuk menganut Islam. Dan Amr bin Ash pun beralih rupa menjadi seorang Muslim pejuang, dan salah seorang panglima yang gagah berani.


Para ahli sejarah biasa menggelari Amr bin Ash sebagai “Penakluk Mesir”. Namun gelar ini tidaklah tepat, yang paling tepat untuk Amr adalah “Pembebas Mesir”. Islam membuka negeri itu bukanlah menurut pengertian yang lazim digunakan di masa modern ini, tetapi maksudnya ialah membebaskannya dari cengkraman dua kerajaan besar yang menjajah negeri ini serta rakyatnya dari perbudakan dan penindasan yang dahsyat, yaitu imperium Persi dan Romawi.


Mesir sendiri, ketika pasukan perintis tentara Islam memasuki wilayahnya, merupakan jajahan dari Romawi, sementara perjuangan penduduk untuk menentangnya tidak membuahkan hasil apa-apa. Maka tatkala dari tapal batas kerajaan-kerajaan itu bergema suara takbir dari pasukan-pasukan yang beriman: “Allahu Akbar, Allahu Akbar“, mereka pun dengan berduyun-duyun segera menuju fajar yang baru terbit itu lalu memeluk Agama Islam yang dengannya mereka menemukan kebebasan mereka dari kekuasaan kisra maupun kaisar.


Jika demikian halnya, Amr bin Ash bersama anak buahnya tidaklah menaklukkan Mesir. Mereka hanyalah merintis serta membuka jalan bagi Mesir agar dapat mencapai tujuannya dengan kebenaran dan mengikat norma dan peraturan-peraturannya dengan keadilan, serta menempatkan diri dan hakikatnya dalam cahaya kalimat-kalimat Ilahi dan dalam prinsip-prinsip Islami.


Amr bin Ash tidaklah termasuk angkatan pertama yang masuk Islam. Ia baru masuk Islam bersama Khalid bin Walid tidak lama sebelum dibebaskannya kota Makkah.


Anehnya keislamannya itu diawali dengan bimbingan Negus raja Habsyi. Sebabnya ialah karena Negus ini kenal dan menaruh rasa hormat terhadap Amr yang sering bolak-balik ke Habsyi dan mempersembahkan barang-barang berharga sebagai hadiah bagi raja. Di waktu kunjungannya yang terakhir ke negeri itu, tersebutlah berita munculnya Rasul yang menyebarkan tauhid dan akhlak mulia di tanah Arab.


Raja Habsyi itu menanyakan kepada Amr kenapa ia tak hendak beriman dan mengikutinya, padahal orang itu benar-benar utusan Allah?
“Benarkah begitu?” tanya Amr kepada Negus.



“Benar,” jawab Negus. “Turutilah petunjukku, hai Amr dan ikutilah dia! Sungguh dan demi Allah, ia adalah di atas kebenaran dan akan mengalahkan orang-orang yang menentangnya.”


Secepatnya Amr ia mengarungi lautan kembali ke kampung halamannya, lalu mengarahkan langkahnya menuju Madinah untuk menyerahkan diri kepada Allah. Dalam perjalanan ke Madinah itu ia bertemu dengan Khalid bin Walid dan Utsman bin Thalhah, yang juga datang dari Makkah dengan maksud hendak baiat kepada Rasulullah SAW.


Ketika Rasulullah melihat ketiga orang itu datang, wajahnya pun berseri-seri, lalu berkata kepada para sahabat, “Makkah telah melepas jantung-jantung hatinya kepada kita.”


Mula-mula tampil Khalid dan mengangkat baiaat. Kemudian majulah Amr dan berkata, “Wahai Rasulullah, aku akan baiat kepada anda, asal saja Allah mengampuni dosa-dosaku yang terdahulu.”


Maka Rasulullah menjawab, “Hai Amr, berbaiatlah, karena Islam menghapus dosa-dosa yang sebelumnya.”


Tatkala Rasulullah SAW wafat, Amr bin Ash sedang berada di Oman menjadi gubernurnya. Dan di masa pemerintahan Umar bin Al-Khathab, jasa-jasanya dapat disaksikan dalam peperangan-peperangan di Suriah, kemudian dalam membebaskan Mesir dari penjajahan Romawi.


Amr tidak hanya seorang panglima perang tangguh sebagaimana Ali bin Abi Thalib dan beberapa sahabat lain. Ia tidak hanya seorang diplomat ulung sebagaimana Muawiyah. Tapi juga seorang negarawan yang pintar memerintah. Bahkan bentuk tubuh, cara berjalan dan bercakapnya, memberi isyarat bahwa ia diciptakan untuk menjadi amir atau penguasa. Hingga pernah diriwayatkan bahwa pada suatu hari Amirul Mukminin Umar bin Al-Khathab melihatnya datang. Ia tersenyum melihat caranya berjalan itu, lalu berkata, “Tidak pantas bagi Abu Abdillah untuk berjalan di muka bumi kecuali sebagai amir.”


Tetapi di samping itu ia juga memiliki sifat amanat, menyebabkan Umar bin Al-Khathab—seorang yang terkenal amat teliti dalam memilih gubernur-gubernurnya—menetapkannya sebagai gubernur di Palestina dan Yordania, kemudian di Mesir selama hayatnya Al-Faruq.


Amr bin Ash adalah seorang yang berpikiran tajam, cepat tanggap dan berpandangan jauh ke depan. Di samping itu ia juga seorang yang amat berani dan berkemauan keras dan cerdik.


Pada tahun ke-43 Hijriyah, Amr bin Ash wafat di Mesir ketika menjadi gubernur di sana. Di saat-saat kepergiannya itu, ia mengemukakan riwayat hidupnya. “Pada mulanya aku ini seorang kafir, dan orang yang amat keras sekali terhadap Rasulullah SAW hingga seandainya aku meninggal pada saat itu, pastilah masuk neraka. Kemudian aku membaiat kepada Rasulullah SAW, maka tak seorang pun di antara manusia yang lebih kucintai, dan lebih mulia dalam pandangan mataku, daripada beliau. Dan seandainya aku diminta untuk melukiskannya, maka aku tidak sanggup karena disebabkan hormatku kepadanya, aku tak kuasa menatapnya sepenuh mataku. Maka seandainya aku meninggal pada saat itu, besar harapan akan menjadi penduduk surga. Kemudian setelah itu, aku diberi ujian dengan beroleh kekuasaan begitu pun dengan hal-hal lain. Aku tidak tahu, apakah ujian itu akan membawa keuntungan bagi diriku ataukah kerugian.”


Lalu diangkatnya kepalanya ke arah langit dengan hati yang tunduk, sambil bermunajat kepada Tuhannya Yang Maha Besar lagi Maha Pengasih, seraya berdoa, “Ya Allah, daku ini orang yang tak luput dari kesalahan, maka mohon dimaafkan. Daku tak sunyi dari kelemahan, maka mohon diberi pertolongan. Sekiranya daku tidak beroleh rahmat karunia-Mu, pasti celakalah nasibku.”

Kisah Sahabat Nabi: Sa'ad bin Abi Waqqash, Lelaki Penghuni Surga

Kisah Sahabat Nabi: Sa'ad bin Abi Waqqash, Lelaki Penghuni Surga






“Aku adalah orang ketiga yang memeluk Islam, dan orang pertama yang melepaskan anak panah di jalan Allah,”

Demikianlah Sa’ad bin Abi Waqqash mengenalkan dirinya. Ia adalah orang ketiga yang memeluk Islam, dan orang pertama yang melepaskan anak panah dari busurnya di jalan Allah.

Sa’ad bin Abi Waqqash bin Wuhaib bin Abdi Manaf hidup di tengah-tengah Bani Zahrah yang merupakan paman Rasulullah SAW. Wuhaib adalah kakek Sa’ad dan paman Aminah binti Wahab, ibunda Rasulullah.

Sa’ad dikenal orang karena ia adalah paman Rasulullah SAW.  Dan beliau sangat bangga dengan keberanian dan kekuatan, serta ketulusan iman Sa'ad. Nabi bersabda, “Ini adalah pamanku, perlihatkan kepadaku paman kalian!”

Keislamannya termasuk cepat, karena ia mengenal baik pribadi Rasulullah SAW. Mengenal kejujuran dan sifat amanah beliau. Ia sudah sering bertemu Rasulullah sebelum beliau diutus menjadi nabi. Rasulullah juga mengenal Sa’ad dengan baik. Hobinya berperang dan orangnya pemberani. Sa’ad sangat jago memanah, dan selalu berlatih sendiri.

Kisah keislamannya sangatlah cepat, dan ia pun menjadi orang ketiga dalam deretan orang-orang yang pertama masuk Islam, Assabiqunal Awwalun.

Sa’ad adalah seorang pemuda yang sangat patuh dan taat kepada ibunya. Sedemikian dalam sayangnya Sa’ad pada ibunya, sehingga seolah-olah cintanya hanya untuk sang ibu yang telah memeliharanya sejak kecil hingga dewasa, dengan penuh kelembutan dan berbagai pengorbanan.

Ibu Sa’ad bernama Hamnah binti Sufyan bin Abu Umayyah adalah seorang wanita hartawan keturunan bangsawan Quraisy, yang memiliki wajah cantik dan anggun. Disamping itu, Hamnah juga seorang wanita yang terkenal cerdik dan memiliki pandangan yang jauh. Hamnah sangat setia kepada agama nenek moyangnya; penyembah berhala.

Pada suatu hari, Abu Bakar Ash-Shiddiq mendatangi Sa'ad di tempat kerjanya dengan membawa berita dari langit tentang diutusnya Muhammad SAW, sebagai Rasul Allah. Ketika Sa’ad menanyakan, siapakah orang-orang yang telah beriman kepada Muhammad SAW. Abu Bakar mengatakan dirinya sendiri, Ali bin Abi Thalib, dan Zaid bin Haritsah.

Seruan ini mengetuk kalbu Sa’ad untuk menemui Rasulullah SAW, untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Ia pun memeluk agama Allah pada saat usianya baru menginjak 17 tahun. Sa’ad termasuk dalam deretan lelaki pertama yang memeluk Islam selain Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar As Siddiq dan Zaid bin Haritsah.

Setelah memeluk Islam, keadaannya tidak jauh berbeda dengan kisah keislaman para sahabat lainnya. Ibunya sangat marah dengan keislaman Sa'ad. “Wahai Sa’ad, apakah engkau rela meninggalkan agamamu dan agama bapakmu, untuk mengikuti agama baru itu? Demi Allah, aku tidak akan makan dan minum sebelum engkau meninggalkan agama barumu itu,” ancam sang ibu.

Sa’ad menjawab, “Demi Allah, aku tidak akan meninggalkan agamaku!”

Sang ibu tetap nekat, karena ia mengetahui persis bahwa Sa’ad sangat menyayanginya. Hamnah mengira hati Sa'ad akan luluh jika melihatnya dalam keadaan lemah dan sakit. Ia tetap mengancam akan terus melakukan mogok makan.

Namun, Sa’ad lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya. “Wahai Ibunda, demi Allah, seandainya engkau memiliki 70 nyawa dan keluar satu per satu, aku tidak akan pernah mau meninggalkan agamaku selamanya!” tegas Sa'ad.

Akhirnya, sang ibu yakin bahwa anaknya tidak mungkin kembali seperti sedia kala. Dia hanya dirundung kesedihan dan kebencian.

Allah SWT mengekalkan peristiwa yang dialami Sa’ad dalam ayat Al-Qur’an, “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS. Luqman: 15).

Pada suatu hari, ketika Rasulullah SAW, sedang duduk bersama para sahabat, tiba-tiba beliau menatap ke langit seolah mendengar bisikan malaikat. Kemudian Rasulullah kembali menatap mereka dengan bersabda, "Sekarang akan ada di hadapan kalian seorang laki-laki penduduk surga."
Mendengar ucapan Rasulullah SAW, para sahabat menengok ke kanan dan ke kiri pada setiap arah, untuk melihat siapakah gerangan lelaki berbahagia yang menjadi penduduk surga. Tidak lama berselang datanglah laki-laki yang ditunggu-tunggu itu, dialah Sa’ad bin Abi Waqqash.

Disamping terkenal sebagai anak yang berbakti kepada orang tua, Sa’ad bin Abi Waqqash juga terkenal karena keberaniannya dalam peperangan membela agama Allah. Ada dua hal penting yang dikenal orang tentang kepahlawanannya. Pertama, Sa’ad adalah orang yang pertama melepaskan anak panah dalam membela agama Allah dan juga orang yang mula-mula terkena anak panah. Ia hampir selalu menyertai Nabi Saw dalam setiap pertempuran.

Kedua, Sa’ad adalah satu-satunya orang yang dijamin oleh Rasulullah SAW dengan jaminan kedua orang tua beliau. Dalam Perang Uhud, Rasulullah SAW bersabda, "Panahlah, wahai Sa’ad! Ayah dan ibuku menjadi jaminan bagimu."

Sa’ad bin Abi Waqqash juga dikenal sebagai seorang sahabat yang doanya senantiasa dikabulkan Allah. Qais meriwayatkan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda, “Ya Allah, kabulkanlah Sa’ad jika dia berdoa.”
Sejarah mencatat, hari-hari terakhir Sa’ad bin Abi Waqqash adalah ketika ia memasuki usia 80 tahun. Dalam keadaan sakit, Sa’ad berpesan kepada para sahabatnya agar ia dikafani dengan jubah yang digunakannya dalam Perang Badar—perang kemenangan pertama untuk kaum Muslimin.

Pahlawan perkasa ini menghembuskan nafas yang terakhir pada tahun 55 H dengan meninggalkan kenangan indah dan nama yang harum. Ia dimakamkan di pemakaman Baqi’, makamnya para syuhada.

Recent Comment

Statistic Blog

Anda Pengunjung Ke

Total Tayangan Halaman

Al Qur'an

Semoga Bermanfaat Bagi Pembaca
Wassalamu Alaikum Wr. Wb.